PotensiBadung.com – Malam itu, dengan wajah muram, Kinan duduk diam sendiri di atas sofa dengan kesedihan yang sangat dalam.
Mengingat kondisi rumah tangganya kini, ia ingin sekali menangis tersedu di pundak Aris, tapi ia tahu Aris bukan orang yang tepat untuk diajaknya bercerita belakangan ini.
Ditengah kehamilannya yang kian membesar, ia merasa sedih dengan semua teka-teki yang ada, terlebih soal kasih sayang yang seharusnya diterima Raya anaknya.
Ia merasa, kesibukan Aris telah membawa keresahan dan kegalauan mendalam untuk diri dan anaknya, tanpa ia bisa untuk berbuat banyak.
Sikapnya yang pendiam dan nerimo, hanya bisa membuatnya diam tanpa bisa bahkan bertanya, terlebih mengkritisi, walau ia temukan banyak kejanggalan pada hari-hari suaminya.
Tapi malam itu, Kinan berhasil mengungkapkan apa yang menjadi PR besar untuknya, Aris datang tanpa respon dari Kinan, Kinan langsung mengungkapkan semuanya dengan tatapan kosong.
Ia mengatakan bahwa Raya menanyakan perihal ayahnya yang sudah tak lagi bisa menemaninya untuk tidur, apalagi membacakan cerita.