Rektor IIQ Huzaemah Tahido Yanggo Meninggal Dunia, Berikut Profilnya

- 23 Juli 2021, 13:01 WIB
Kali ini, kabar duka datang dari pakar fikih perbandingan madzhab kebanggaan negeri, Prof. Dr. Huzaemah Tahido Yanggo.
Kali ini, kabar duka datang dari pakar fikih perbandingan madzhab kebanggaan negeri, Prof. Dr. Huzaemah Tahido Yanggo. /Twitter/

PotensiBadung.com – Pandemi Covid-19 membuat sejumlah ulama meninggal dunia. Kali ini, kabar duka datang dari pakar fikih perbandingan madzhab kebanggaan negeri, Prof. Dr. Huzaemah Tahido Yanggo. 

Almarhumah juga merupakan rektor istitut Ilmu Al-Quran, Jakarta.

Kabar duka itu disampaikan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas melalui akun Twitternya @YaqutCQoumas.

"Innalillahi wa Inna ilaihi rojiun. Telah berpulang ke Rahmatullah Ibu Prof. DR. Hj. Huzaemah Tauhido Yanggo, Rektor IIQ Jakarta," tulis Menag Yaqut dikutip Potensibadung.com, Jumat 23 Juli 2021.

Baca Juga: E KTP Viral di Twitter, Berawal dari Tretan Muslim yang Unggah Soal Fotokopi Saat Vaksinasi

"InsyaAllah Husnul Khotimah, catatan amal baiknya dterima oleh Allah SWT. Semoga diberikan ikhlas untuk keluarga yang ditinggalkan. Lahal Fatihah," tulisnya lagi.

Profil Prof. Dr. Huzaemah Tahido Yanggo

Ia lahir di Donggala, Sulawesi Tengah pada tanggal 30 Desember 1946. Huzaemah adalah perempuan Indonesia pertama yang mendapatkan gelar doktor dari Univeristas Al-Azhar, Mesir, dengan predikat cum laude.

Dikutip dari berbagai sumber, pemikirannya dalam hal keperempuanan dianggap berdiri pada dua kaki. Artinya ia adalah seorang yang menganut sistem tradisional atau tradisionalis sekaligus menganut sistem modern atau modernis.

Baca Juga: Ramalan Shio Besok Sabtu 24 Juli 2021 untuk Shio Ular, Shio Naga, Shio Macan, dan Shio Tikus

Apa yang dimaksud dengan sistem tradisionalis sekaligus modernis?

Kedua sistem ini, membuka peran perempuan pada ranah publik dan domesti sekaligus dalam satu waktu. Ia berpandangan bahwa peran perempuan di ruang publik dan di ruang domestik haruslah seimbang. Karena Islam memberi ruang pada perempuan untuk ikut berkontribusi dalam menyejahterakan keluarga.

Ia juga memandang bahwa peran publik ini dapat dilakukan perempuan selama ia bekerja sesuai dengan kodrat keperempuanannya dengan tetap memegang aturan agama tanpa harus melupakan kewajiban domestiknya.

Peraih gelar Master of Art dari Universitas Al-Azhar, Mesir, ini aktif sebagai dosen di beberapa kampus yang ada di Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Muhammadiyyah, Universitas Indonesia, dan Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ).

Selain itu, ia juga menjabat sebagai rektor di Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ), anggota Komisi Fatwa MUI Pusat sejak 1987, anggota Dewan Syariah Nasional MUI sejak 1997, dan masih banyak lagi amanah jabatan yang ia emban selama hidupnya.

Pada tahun 1998, ia memperoleh penghargaan sebagai salah seorang Tokoh Peningkatan Peranan Wanita dari Menteri Wanita. Tulisannya pernah dinikmati banyak pembaca di beberapa media. Salah satu karya tulisnya yang dibukukan adalah tentang gender, yaitu Pengantar Perbandingan Madzhab.

Sekali lagi, negeri ini kehilangan seorang figur, ibu, nenek, guru, sekaligus ulama yang kompeten dalam keilmuannya, ia meninggalkan kita semua pada usia 74 tahun karena Covid-19.

Jenazah diupayakan untuk dapat di makamkan di pemakaman UIN Syarif Hidayatullah dengan protokol Covid-19. Semoga Prof. Dr. Huzaemah Tahido Yanggo husnul khatimah.***

Editor: Imam Reza W


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x