Untuk itu, Rahmat Masri Bandaso merencanakan sebuah upaya khusus agar Kota Palopo dapat bebas dari banjir.
"Paling penting bagaimana membuat bendungan di hulu, membagi aliran air supaya tidak terlalu menumpuk masuk ke kota. Mungkin ke depannya akan ada revitalisasi sungai bendungan dibuatkan menjadi objek wisata, jadi banyak yang bisa dimanfaatkan. Termasuk aerah tertentu terjadi sedimentasi di bagian hilir. Semua itu menjadi pusat perhatian untuk penanganan ke depannya," jelas Rahmat Masri Bandaso.
Tak hanya itu, kasus kekerasan seksual pun turut menjadi ancaman bagi Kota Palopo.
Namun, Rahmat Masri Bandaso tak tinggal diam, dia menuturkan bahwa pemerintah telah memikirkan penanganan yang tepat untuk masalah tesebut.
Salah satunya sosialisasi, pendekatan humanis dan keagaaman. Serta mengedukasi masyarakat agar tidak terlibat hal-hal seperti itu.
Baca Juga: Siaran Pers Update Pencarian Jasad Eril, KBRI Bern: Debit Air Sungai Aare Terus Meningkat
Tentunya penanganan itu harus melibatkan semua stakeholder dan tokoh-tokoh agama.
Selain masalah banjir dan sosial, Rahmat Masri Bandaso juga turut berbagi harapannya untuk menjadikan Kota Palopo yang baru.
Tidak hanya fisik, tapi juga mental masyarakat, hingga pegawai dan aparatutnya menjadi bermindset yang visioner.