Angka Stunting Nasional Capai 24 Persen, Komisi IX DPR RI dan Dinsos P3AKB Bondowoso Lakukan Ini

- 16 Juli 2022, 22:00 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI Anas Thahir dan Kepala Dinsos P3AKB Bondowoso Anisatul Hamidah dalam acara membahas angka stunting nasional, Sabtu 16 Jui 2022.
Anggota Komisi IX DPR RI Anas Thahir dan Kepala Dinsos P3AKB Bondowoso Anisatul Hamidah dalam acara membahas angka stunting nasional, Sabtu 16 Jui 2022. /Tim Potensi Badung 3/

PotensiBadung.com - Data angka stunting nasional atau kekurangan gizi kronis pada anak di Indonesia masih terbilang tinggi yakni 24 persen.

Padahal, angka stunting nasional dikatakan normal di sebuah negara jika maksimal 20 persen saja.

Hal itu diutarakan oleh Anggota Komisi IX DPR RI Anas Thahir saat melakukan edukasi tentang penurunan stunting di Bondowoso, Sabtu 16 Juli 2022.

Baca Juga: Pemain Persebaya,Marcelino Ferdinand Ungkap Kehidupan Pribadi Jelang Liga 1, BONEK Sudah Tahu?

"Tingkat stunting kita masih di angka 24 persen. Padahal seharusnya tidak boleh sebuah negara angka stunting di atas 20 persen," ungkapnya.

Kendati demikian, dia mengapresiasi pemerintah dalam menekan laju stunting.

"Penekanan laju stunting ini sudah cukup berhasil, sebab sebelumnya 30 persen. Presiden menargetkan angka stunting di angka maksimal 14 persen tahun 2024 nanti," sebut legislator PPP ini.

Baca Juga: SATU Lagi, Kiper PSIS Semarang Didatangkan Usai Wahyu Tri Nugroho, Bajak Pemain Persib Bandung atau Persebaya?

Oleh sebab itu, pihaknya berharap seluruh pihak bekerjasama menekan angka stunting.

"Dimulai dari lingkup keluarga tentunya. Edukasi tentang stunting perlu digencarkan," paparnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) Kabupaten Bondowoso Anisatul Hamidah menyebut, angka stunting di Kabupaten Bondowoso masih 37 persen.

Baca Juga: Kiper Senior Persib Bandung Kembali Bikin Heboh Bobotoh, Suporter PSIS Semarang Justru Kecewa, Ada Apa?

Ditargetkan pada 2024 bisa ditekan menjadi 21 persen.

Di Bondowoso pihaknya menggerakkan Tim Pendamping Keluarga.

"Kita dampingi, dari remaja. Sebab angka perkawinan anak di Bondowoso masih sangat tinggi, " jelasnya.

Baca Juga: Persib Bandung Terus Asah Daya Gedor Tim, Pelapis David da Silva dan Ciro Alves Mulai Menjanjikan

Menurut Anis, salah satu faktor penyebab stunting diawali dari pernikahan dini.

"Dan budaya pernikahan dini di Bondowoso masih tinggi," ulasnya.

Ia pernah menanyakan pada salah satu tokoh agama dengan perumpamaan bahwa anaknya masih SMP.

Baca Juga: Dikirim PSYWAR Oleh Milomir Seslija, Almeida Akan Buat Arema FC Parkir Pesawat di Leg 2 Final Piala Presiden?

"Jika anaknya masih SMP, kemudian dilamar lelaki ganteng, punya sawah 20 hektar, mobil Pajero, apakah dikasih? Ternyata jawabannya dikasih. Nah ini salah satu contoh saja," ucapnya.

Dinsos P3AKB pun menjabarkan bahwa ada tiga program unggulan bagaimana persoalan sosial bisa teratasi.

"Stop anak melahirkan anak, stop kemiskinan melahirkan kemiskinan dan stop kebodohan melahirkan kebodohan," tegasnya.***

Editor: Imam Rosidin

Sumber: Potensi Badung


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x