PotensiBadung.com – Pelatih timnas berkebangsaan Korea Selatan Shin Tae-yong menjadi sosok di balik Asnawi Mangkualam ynag bergabung ke Liga Korea.
Pelatih timnas Indonesia ini merekomendasikan Asnawi Mangkualam di Ansan Greeners.
Perannya termasuk penting melalui penolakan tawaran besar dari Negara lain, demi menumbuhkan potensi yang ada di timnas Indonesia.
Ia mengatakan bahwa timnas Indonesia sesungguhnya potensial, untuk memunculkan banyak pemain kompeten dalam dunia sepak bola secara profesional.
Hal ini ia tunjukkan dengan dibuktikannya dengan memilih orang yang tepat untuk di kirim ke K League, Ansan Greeners.
Coach Shin tak salah pilih dengan mengirimkan Asnawi Mangkualam, karena selama karirnya hampir satu tahun ini, Asnawi dapat mengguncang K League.
Prestasinya mumpuni, menjadikan Ansan Greeners dengan mudah untuk memperpanjang kontraknya hingga dua tahun ke depan.
“Ansan Greeners FC telah memperbaharui kontrak mereka dengan Asnawi!,” tulis Instagram resmi Ansan @ansan_greeners_fc.
Unggahan ini dikomentari Asnawi dengan kata khas orang Makasar, “Ewako! (bara api menyala),” tulis @asnawi_bhr.
Selama di Ansan Greeners, coach Shin sempat menjenguk Asnawi dengan melihat pertandingannya langsung dari stadion.
Ia terkesan dengan kelincahan dan kerja keras Asnawi di lapangan, ia mengatakan sangat bagus, walau Asnawi disarankan untuk memperbaiki pertahanannya.
“Bertahan bukan berarti diam, tapi tetap harus menjemput bola,” katanya pada wawancara dadakan setelah pertandingan Asnawi dengan Daejeon Citizen.
Baca Juga: Asnawi Mangkualam Bahar Tolak Gaji Besar Demi Bermain di K League, Bersama Ansan Greeners, Mengapa?
Menanggapi pertanyaan wartawan dengan dimainkannya diberbagai posisi, coach Shin menyampaikan bahwa semuanya sama saja.
“Sebelumnya, saya bicara ke head coach Ansan, Kim Kil-sik, disbanding dengan wing forward, posisi Asnawi lebih cocok di wing back,” kata coach Shin kepada media Korea, Sports G.
“Saya juga menyarankan kepada beliau untuk memainkan Asnawi sebagai defensive midfielder,” katanya lagi.
Walaupun begitu, coach Shin berterima kasih kepada pelatih, karena dengan begitu, dia justru mengetahui potensi lainnya dari Asnawi.
Dia juga mengatakan bahwa Asnawi harus berubah untuk lebih sigap di lapangan selama pertandingan, mengikuti ritmenya orang Korea.
Hal ini karena budaya Indonesia sangatlah santai, hingga kata yang sering digunakannya selama melatih adalah kata ‘cepat-cepat’.
Karena untuk persiapan latihan saja, para pemain Indonesia butuh waktu 15 menit, sedangkan di Korea, latihan artinya sudah harus siap ketika masuk lapangan.
Coach Shin menyampaikan jika ada sisi positif dari sikap santainya orang Indonesia, mereka bersifat baik, tapi ketika di lapangan Asnawi harus mengikuti budayanya orang Korea.
Coach Shin menekankan Asnawi untuk betul-betul belajar dan berubah mengikuti budaya Korea ketika di lapangan, jika ingin maju.
Diharapkan dengan perubahan itu, Asnawi dapat mengikuti ritme yang ada di Korea, sehingga dapat bersaing di kancah Internasional.