PotensiBadung.com – Menyusul sahabat-sahabat timnasnya ke luar negeri, bek PSIS Semarang Pratama Arhan umumkan klub baru di media sosial.
Berita itu tak hanya diunggah pada medsos miliki pribadinya, tapi banyak media yang turut menginformasikan ditransfernya Arhan.
Selain Yoyok Sukawi sebagai CEO dari PSIS Semarang, ada juga ‘Level Up Asia’ sebagai salah satu agen yang memfasilitasinya.
“Proud to announce this historic deal for @pratamaarhan8, our player is transferring from @psisofficial to @tokyo_verdy,” tulis @levelupasia.
Baca Juga: Saat Rindu Keluarga, Ini yang Dilakukan Pemain K League Challenge Ansan Greeners, Asnawi Mangkualam
Diterjemahkan, dengan bangga mengumumkan momen bersejarah bagi Pratama Arhan, yang telah kami transfer ke @tokyo_verdy.
Arhan atau biasa dipanggil Arho, telah banyak dikenal baik pecinta sepak bola tanah air sejak bergabungnya dengan timnas Indonesia.
Sebagai pesepak bola, Arho memiliki keunikannya sendiri, ia dikenal dengan kemampuannya dalam melempar bola dari jarak jauh.
Kemampuannya dipamerkan pada salah satu laga kontra Timor Leste baru-baru ini, dan menghasilkan gol fantastis.
Arho diketahui memiliki nilai transfer sebesar 325 ribu Euro saat ini, tapi walaupun masih terikat kontrak, PSIS Semarang tak meminta nilai transfer yang harus dibayarkan.
Mereka melepaskannya begitu saja dengan satu kondisi yang Arho harus lakukan, yakni menjadi brand Ambassador dari klub yang pernah menampungnya.
Kabar ini langsung diperbarui situs komersial yang terkenal dengan data para pemain dari seluruh dunia, transfermarkt.com.
Mereka seketika merubah status Arho menjadi ‘to leave’ dari PSIS Semarang, dengan fee free transfer beberapa saat setelah kabar itu diluncurkan.
Free transfer dilakukan karena sebagai CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, tidak ingin mempersulit para pemainnya yang ingin berkiprah di luar negeri.
Terutama dua benua yang ia sebutkan seperti Eropa dan Asia Timur (dalam hal ini Korea Selatan dan Jepang).
Karena syarat yang diajukan oleh Yoyok dipenuhi agen, maka Arho-pun siap melenggang ke klub kasta kedua Jepang, Tokyo Verdy.
Walaupun harus turun kasta, Arho tidak menolak tawaran itu karena seperti yang dikatakan sahabatnya, Asnawi Mangkualam, mereka harus belajar lebih banyak.
Pembelajaran meliputi sistem permainan yang ada di Negara tersebut, dan tentu budaya yang sangat berbeda dengan Indonesia.***