ANEH Gas Air Mata Dilarang FIFA, Kenapa Masih Dipakai di Stadion Kanjuruhan?

2 Oktober 2022, 12:34 WIB
ANEH Gas Air Mata Dilarang FIFA, Kenapa Masih Dipakai di Stadion Kanjuruhan? /Twitter/pelatih bart/

PotensiBadung.com - Sabtu, 1 Oktober 2022 akan menjadi tragedi memilukan bagi dunia sepakbola Indonesia karena menelan korban jiwa.

Tepatnya di Stadion Kanjuruhan, Malang sudah tercatat 129 korban nyawa dan angka ini masih bisa terus bertambah.

Laga pekan ke-11 BRI Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya menjadi lokasi terjadinya tragedi yang menelan korban jiwa ini.

Untuk pertama kalinya, Arema FC kalah di kandang sendiri dengan skor akhir 2-3 atas Persebaya Surabaya.

Baca Juga: Big Match Persib Bandung vs Persija Jakarta DITUNDA, Apakah Tiket Akan Hangus? Ini Penjelasannya

Baca Juga: RESMI Laga Big Match Persib Bandung vs Persija Jakarta DITUNDA, BRI Liga 1 Dihentikan Sepekan

Peluit panjang yang ditiup wasit menjadi awal mula tragedi memilukan ini. Diduga beberapa oknum suporter Arema FC turun ke lapangan karena kekalahan yang diterima Singo Edan.

Keadaan semakin chaos sehingga kepolisian harus turun tangan untuk mengamankan keadaan. Gas air mata digunakan kepolisian untuk membubarkan kerumunan suporter.

Penggunaan gas air mata ini menjadi pertanyaan netizen karena FIFA sudah jelas melarang penggunaannya di dalam stadion. 

Larangan penggunaan gas air mata tertuang dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations.

Peraturan ini tertulis pada pasal 19 b) yang berbunyi 'No firearms or "crowd control gas" shall be carried or used'.

Baca Juga: Big Match Persib Bandung vs Persija Jakarta DITUNDA, Apakah Tiket Akan Hangus? Ini Penjelasannya

Baca Juga: RESMI Laga Big Match Persib Bandung vs Persija Jakarta DITUNDA, BRI Liga 1 Dihentikan Sepekan

Bunyi aturan ini intinya senjata api atau gas untuk mengontrol kerumunan dilarang dibawa serta digunakan.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol. Nico Afinta mengakui adanya tembakan gas air mata kearah suporter yang mengakibatkan banyak orang kekurangan oksigen.

Menurutnya, tembakan gas air mata dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain.

"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," kata Kapolda Jatim, dalam konferensi pers seperti dikutip Antara, 2 Oktober 2022.

Nico Afinta beralasan penggunaan gas air mata dilakukan anggotanya untuk menghalau serangan suporter yang merangsek masuk ke lapangan.

"Seandainya suporter mematuhi aturan, peristiwa ini tidak akan terjadi. Semoga tidak terjadi lagi peristiwa semacam ini," tuturnya lagi.

Terkait hal itu, sebagai operator kompetisi BRI Liga 1 2022/2023, PT Liga Indonesia Baru (LIB) langsung bersikap.

Dikutip tim PotensiBadung.com dari ligaindonesiabaru.com, Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita menyesal dengan tragedi yang telah terjadi ini.

“Kami prihatin dan sangat menyesalkan peristiwa tersebut. Kami ikut berduka cita dan semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua,” sebutnya pada Minggu dini hari (02/10).

Lebih lanjut, Akhmad Hadian Lukita juga menegaskan bahwa pihaknya memutuskan bahwa kompetisi BRI Liga 1 2022/2023 dihentikan selama sepekan.

Hal ini juga ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo dalam konferensi pers pada Minggu, 2 Oktober 2022.

"Untuk itu saya juga memerintahkan kepada PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan," jelas Joko Widodo.***

Editor: Imam Reza

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler