PotensiBadung.com- Presiden FIFA Gianni Infantino disebut sebagai representasi yang buruk untuk Qatar di Piala Dunia 2022.
Sehari sebelum pembukaan Piala Dunia 2022 digelar, Gianni Infantino menggelar konferensi pers jelang turnamen di Doha, Qatar.
Dalam kesempatan tersebut, Gianni Infantino menyampaikan poin-poin pembelaannya terhadap Qatar, termasuk mengenai isu kematian para pekerja migran di sana.
Gianni Infantino menyebut bahwa pihak-pihak yang telah mengkritik Qatar tentang perhelatan megah Piala Dunia 2022 adalah pihak yang tidak memberikan “pelajaran moral kepada banyak orang”.
Salah satu pundit sepak bola di Sky Sports sekaligus mantan pesepak bola Inggris, Gary Neville menilai bahwa apa yang disampaikan Infantino dalam konferensi persnya adalah suatu representasi yang buruk bagi Qatar selaku tuan rumah Piala Dunia 2022.
Ia mengatakan beberapa hal yang disampaikan infantino tersebut merupakan hal yang tidak pantas diucapkan oleh seorang stakeholder sepak bola dunia.
Baca Juga: Jurgen Klinsmann Peringatkan Inggris: Jangan Remehkan Timnas Amerika Serikat!
Baca Juga: Calon Striker Potensial sebagai Suksesor Cristiano Ronaldo di Manchester United
Menurut Neville, Infantino sebagai seorang tokoh sepak bola dunia seharusnya merepresentasikan sepak bola sebagai alat pemersatu, bukan malah membela satu atau dua negara saja.
“Tapi dia adalah wajah yang buruk untuk sepak bola, pria itu (Infantino). Beberapa hal yang dia katakan kemarin tidak pantas dan tidak seharusnya dikatakan olehnya.
“Dia harus menjadi seorang negarawan, dia seharusnya menyatukan orang, dia adalah representasi sepak bola dunia, tidak menjawab satu atau dua negara seperti yang dia lakukan kemarin."
Baca Juga: Dua Calon Pemain Naturalisasi Ini Mengaku Bangga Bisa Perkuat Timnas U-20 Indonesia
“Dia harus lebih dari itu,” tutur mantan kapten Manchester United tersebut.
“Salah satu bahasanya kemarin tentang ‘saya adalah pekerja migran, saya penyandang disabilitas’ adalah sebuah skandal, dia tidak seharusnya menggunakan bahasa itu.
Dia tidak seharusnya menggunakan paraphrase itu menurut saya,” tambahnya.
Dalam konferensi persnya, Gianni Infantino memang meyebut dirinya merasa sebagai orang Qatar, sebagai orang Arab, sebagai orang Afrika, sebagai seorang gay, sebagai seorang penyandang disabilitas, dan sebagai pekerja migran.
Hal tersebut disampaikan Infantino sebagai bentuk kritiknya terhadap tindak diskriminasi terhadap kaum-kaum tersebut.
Baca Juga: Bali United Buat Nobar Piala Dunia 2022 Qatar, Bagaimana Hak Siarnya?
Baca Juga: Selain Karim Benzema, Ini 4 Pemain yang Tak Berjodoh dengan Piala Dunia 2022
Akan tetapi menurut Gary Neville hal tersebut tidak seharusnya dikeluarkan dari mulut seorang Presiden FIFA.
Bahkan kegeraman seorang Gary Neville kepada Gianni Infantino tidak hanya terjadi pada perhelatan Piala Dunia 2022 ini, tetapi sejak FIFA dipimpin Infantino sejak 2019 silam.
“Saya pikir FIFA adalah representasi yang buruk tentang apa itu sepak bola, yang merupakan permainan indah yang dinikmati oleh masyarakat dari Brasil ke Bury, dari Bolivia ke Peru, ke berbagai tempat. Saya harus katakan bahwa FIFA harus membersihkan aksinya.
Baca Juga: Piala Dunia 2022: Qatar Ketar-ketir di Hadapan Ekuador, Laga Pembuka World Cup 2022
“Itu sudah buruk sejak lama dan perasaan saya kepada Infantino adalah bahwa dia secara efektif menempatkan dirinya kembali berkuasa selama empat tahun, tidak ada kemerdekaan.
“Kami berhak mendapatkan kemerdekaan dan kebebasan. Dia memilih dirinya kembali ke posisi tersebut dan saya pikir dia adalah wajah buruk untuk representasi Timur Tengah, Arab, Muslim. Dan Piala Dunia Qatar,” tegas Gary Neville.
Gianni Infantino mulai menjabat sebagai Presiden FIFA sejak tahun 2016 menggantikan Sepp Blatter yang tersandung kasus penyalahgunaan uang.
Baca Juga: Selain Karim Benzema, Ini 4 Pemain yang Tak Berjodoh dengan Piala Dunia 2022
Baca Juga: Berbicara Soal Masa Depannya, Lionel Messi: Saya Lebih Suka Paris Dibanding Barcelona
Ia terpilih melalui Kongres Luar Biasa FIFA pada 26 Februari 2016.
Setelah tiga tahun menjabat, Gianni Infantino kembali terpilih sebagai Presiden FIFA pada tahun 2019 secara aklamasi dan akan habis masa jabatannya hingga 2023 mendatang.
Jelang Kongres FIFA pada Maret 2023 nanti, Gianni Infantino dilaporkan masih mencalonkan diri sebagai Presiden FIFA untuk masa jabatan 2023-2027.
Menurut laporan FIFA, Gianni Infantino kembali akan terpilih secara aklamasi pada 2023 nanti.
Menyusul hanya dia satu-satunya orang yang mencalonkan diri setelah batas waktu pendaftaran Calon Presiden FIFA ditutup, tepatnya empat bulan sebelum hari pemilihan pada 16 Maret 2023.***