PotensiBadung.com - PSIS Semarang kini berada di posisi ke-4 kalsemen sementara dengan mengumpulkan 19 poin.
Dari 11 laga yang dijalani di seri pertama dan kedua, PSIS Semarang berhasil meraih 5 kemenangan dan 4 kali hasil imbang. Namun sayangnya, tim kebanggan Panser Biru (sebutan suporter PSIS Semarang) ini mengalami dua kali kekalahan di seri kedua atas Persib Bandung dan Borneo FC.
Baca Juga: Cerita Komisaris PSIS Semarang Tertarik Membeli Klub Mahesa Jenar
Baca Juga: Eks Persib Bandung Gacor Bersama Borneo FC, 1 Assist Tumbangkan PSIS Semarang
Hasil akhir yang diperoleh ini tentu sangat mengecewakan tidak hanya bagi pemain sendiri, namun juga management, supporter hingga Komisaris PSIS Semarang, Junianto.
Kekalahan yang terjadi menurut Junianto sangat menyakitkan. Untuk itu, pihaknya pun akan melakukan evaluasi guna perbaikan pada seri ketiga BRI liga 1 Indonesia.
Meski kehilangan poin, Junianto mengaku tetap bangga dengan perjuangan para pemain untuk merebut kemenangan.
Baca Juga: Mundur dari Madura United, Rahmad Darmawan Berlabuh di Rans FC
Target finish yang diharapkan pemilik Wahyu Agung Group ini mampu berada di posisi tiga besar.
Diakui, ia sudah menjanjikan bonus besar jika tim berjuluk Laskar Mahesa Jenar mampu berada di posisi tiga besar. Tidak hanya bonus berupa jumlah uang namun juga liburan.
Pengusaha yang berasal dari Kota Semarang ini sudah berjanji jika klubnya mampu berada di urutan pertama bonus yang diberikan mencapai Rp 1,5 Miliar dan liburan. Begitu juga urutan kedua nominal yang dijanjikan masih berkisar milyaran.
Baca Juga: Jadwal Tayang Baker Boys, Series Thailand Singto Prachaya Rilis Perdana 24 November 2021
Baca Juga: Bintang Persib Bandung Mohammed Rashid Dipanggil Timnas Palestina, Pelatih Legawa
“Kalau urutan ketiga lebih turun dan liburan ke Labuan Bajo. Ini keinginan saya supaya di posisi tiga besar, jangan di bawah-bawah dan minimal papan tengah,” katanya.
Dikatakan, ketika pademi sudah usai, tahun depan ia berharap jati diri PSIS Semarang bisa dipakai dan mampu bersaing dengan Persib Bandung, Bali United hingga PSM Makasar.
Tidak nyambungnya antara pemain dan pelatih berdampak bagi permainan di lapangan yang ujungnya dapat merugikan klub.
Diakui, dari sisi pelatih sebenarnya sudah bagus. Hanya saja karena pengunduran diri Imran, bahasa menjadi salah satu kendala yang tidak dapat dipahami semua oleh pemain.
Dari sisi pemain diakui sudah bagus, namun sejauh ini diakui banyak diinginkan oleh klub lain. Untuk itu pihaknya kedepan akan membentengi hal ini agar jangan sampai pemaian yang sudah dibina dan menjadi professional dirayu klub lain dengan iming-iming gaji lebih tinggi dibandingkan di PSIS Semarang.