Untuk kebutuhan modal pelaku UMKM, kata Widiana, juga banyak dibantu lewat penyaluran KUR. “Jadi sebagian besar sumber pendanaanya dari KUR,” sebutnya.
Bahkan, kata dia, pihaknya juga melakukan pendampingan pelaku UMKM untuk mendapat modal lewat penyaluran KUR.
Meningkatnya kegiatan UMKM juga dibuktikan dengan peningkatan minat pelaku usaha melakukan pinjaman modal melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Bank BRI.
Sesuai siaran pers yang diterima PotensiBadung.com belum lama ini, Direktur Kepatuhan BRI, Ahmad Solichin Lutfiyanto, mengatakan kucuran modal yang diberikan BRI menjadi pemicu bagi pelaku usaha untuk tetap bisa mengembangkan usahanya di tengah pandemi.
“Saat pandemi, rata-rata para pengusaha UMKM kesulitan mendapat modal untuk membiayai bisnis. Dalam situasi itu, BRI hadir dan mendampingi para pelaku UMKM untuk bisa mempertahankan optimisme dalam berbisnis, sekaligus mendorong mereka yang ingin go digital,” ungkap Solichin.
Mengacu data BRI Regional Office Denpasar, Solichin yang juga Direktur Pembina BRI Regional Office Denpasar mengatakan angka penyaluran KUR sangat menggembirakan.
Sepanjang tahun 2021, KUR Mikro BRI di wilayah Bali dan Nusa Tenggara terserap hingga Rp9,2 Triliun atau 102,16% dari target yang ditetapkan.
Lanjut dia, BRI juga aktif mengeluarkan sejumlah jurus untuk membangkitkan antusiasme sektor UMKM di Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Komitmen ini tampak dari meningkatnya alokasi KUR Bali dan Nusa Tenggara menjadi Rp12,3 triliun pada 2022. Nilai ini setara dengan 4,73% dari alokasi KUR BRI pada 2022 secara nasional yang sebesar Rp260 triliun.