PotensiBadung.com - Sebelum membidik Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) sebagai home base pada tahun 2020, Persib Bandung bermarkas di Stadion Si Jalak Harupat.
Stadion yang berlokasi di Soreang Bandung ini merupakan milik Pemerintah Kabupaten Bandung dan Persikab Bandung yang mewakili Kabupaten Bandung di Liga Indonesia.
Persikab saat ini sudah naik kasta ke Liga 2 itu artinya klub yang juga asal kota Bandung itu juga akan menempati Stadion Si Jalak Harupat sebagai pemilik yang sah, lalu bagaimana nasib Persib Bandung?
Baca Juga: Stadion Klub Liga 1 : Persija Berpeluang Gunakan JIS, Kandang Bali United Justru Menciut
Seperti diketahui, Persib sebelumnya membidik Stadion GBLA sebagai kandang tim yang berjuluk Pangeran Biru tepatnya pada tahun 2020.
Namun GBLA tak bisa digunakan sebagai markas Persib Bandung karena tersandung beberapa permasalahan yang rumit.
Seperti kendala pada izin dari pihak kepolisian yang tak kunjung diberikan, pengelolaan aset, dan bangunan yang rusak.
Dilansir dari Ayo Bandung, Gubernur Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil sebelumnya juga sempat meminta Pemerintah Kota Bandung agar memberikan Stadion GBLA untuk dijadikan markas Maung Bandung.
Plt Walikota Bandung Yana Mulyana mengatakan Stadion GBLA masih dalam proses pelelangan.
“Ada proses yang harus ditempuh, salah satunya harus lewat lelang. Ini masih terus berproses, karena memang di awalnya saja untuk statusnya clear aja butuh waktu lama, kemudian ada beberapa regulasi-regulasi di internal harus ditempuh,” ungkap Yana di Balai Kota Bandung, 17 Maret 2022.
Bukan hanya itu beberapa masalah yang menghambat Stadion yang dibangun dengan biaya Rp545 Miliar ini juga termasuk pada masalah perpindahan administrasi dari Dinas Tata Ruang ke Dinas Pemuda dan Olahraga.
Apabila ingin segera ada proses lelang maka Stadion tersebut harus segera memiliki sertifikat Layak Fungsi yang otomatis harus ada perbaikan terlebih dahulu.
Kedepannya apabila Stadion GBLA akan dijadikan sebagai home base Maung Bandung, Plt Kota Bandung memperbolehkannya selama untuk kepentingan sepak bola.
“Saya tidak bisa bilang setuju atau tidak setuju karena lelang siapa pun boleh ikut. Kontes harus ikut, kalau penunjukan itu tidak boleh. Yang pasti, dia memang mengelola itu untuk kepentingan sepak bola,” kata Yana.***