Sebagai seorang pemimpin, ia dikenal memiliki sifat pemberani.
Walaupun bertubuh kecil, tetapi jangan pernah meragukan kecintaannya pada Tanah Air.
asalnya, Sang Kapten rela mengorbankan jiwa dan raganya demi bangsa Indonesia.
Tepat di usia yang masih sangat belia, 20 tahun Kapten I Wayan Dipta harus kehilangan nyawanya.
Berondongan peluru dari pasukan pemuda buatan Raja Gianyar yang berpihak kepada penjajah saat itu mengantarkan dirinya ke pangkuan Sang Pencipta.
Tanggal 12 April 1946 menjadi saat di mana dirinya meregang nyawa demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Ia pun tewas tertembak dan kini lokasi dirinya meninggal tersebut didirikan monumen.
Berlokasi di Jaba Pura Dalem Gede Desa Adat Sukawati, Gianyar, Bali, jejak sejarah perjuangan Kapten I Wayan Dipta berdiri kokoh.
Berpayung pohon beringin besar, kisah heroiknya terkenang abadi di sana.