Network
PotensiBadung.com - Melahirkan kesadaran bersama untuk merawat alam dan memuliakan air menjadi tujuan utama Nuwur Kakuwung Ranu.
Pentas seni-ekologis di Pura Segara Danu Batur, Kabupaten Bangli, Bali yang diprakarsai Yayasan Puri Kauhan Ubud tersebut mengangkat kemuliaan leluhur Pulau Bali dalam menjaga ekosistem alam sejak berabad-abad yang lalu.
Bukan hanya di Lontar Batur Kalawasan, pesan untuk merawat alam juga tertuang dalam Prasasti Tamblingan. Di Bale Agung Desa Adat Buahan, Batur, terdapat prasasti abad ke-9 (916 Saka/994 Masehi) yang dikeluarkan oleh Raja Sri Dharmodayana dan Permaisuri Sri Gunapriya Dharmapatni). Prasasti tersebut dirumuskan menjadi Titi Swara (semacam undang-undang, red) yang menekankan agar umat manusia merawat alam seperti merawat dirinya sendiri.
Baca Juga: Piala Presiden 2022: Persib Vs Persija Kembali Tersaji di Final? Simak Jadwal dan Peserta 18 Tim
Doktor Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta merangkap Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud sekaligus Koordinator Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Ari Dwipayana mengatakan bahwa pesan suci leluhur Bali untuk merawat alam itu tidak akan terwujud tanpa air.
“Perlu kita ingat bersama bahwa seberapa banyak pohon yang kita tanam, ribuan, jutaan, tidak akan bisa hidup jika tidak ada air. Kita pun tidak bisa hidup tanpa air. Air adalah satu dari lima unsur Panca Maha Butha yang sangat penting membentuk kehidupan kita,” ucapnya.
Baca Juga: Tanggapan Pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares Atas Surat Fans Pasukan Ramang : Ewako
Baca Juga: Manuver Thomas Doll, Boyong Eks Penyerang CHELSEA, OTW Persija Gantikan Marko Simic, Eden Hazard?
