PotensiBadung.com - Pernahkah kalian dengar mitos bahwa kekayaan keluarga akan hilang di generasi ketiga.
Menurut hasil riset The Economist Intelligence Unit (EIU) tahun 1980an menyatakan, lebih dari 95% bisnis keluarga tidak bisa bertahan melewati generasi ketiga.
Pada tahun 2012, Harvard Business Report juga menunjukkan hasil yang serupa.
Sekitar 97% gagal di generasi ketiga, di mana 70% sudah gagal di generasi pertama dan 13% yang berhasil lolos di generasi kedua.
Apa sih penyebab kutukan generasi ketiga?
Beberapa orang berpendapat, kalau setiap generasi memiliki pandangan yang berbeda soal kekayaan keluarganya.
Baca Juga: Elkan Baggott Cetak Gol ‘Penting’ Lagi, Gillingham FC Terhindar dari Kekalahan
Sebagaimana dikutip Potensi Badung Pikiran-Rakyat.com dari postingan akun Instagram @ngomonginuang pada tanggal 2 Desember 2021, generasi pertama biasanya memulai kekayaan dari nol.
Merekalah yang berkorban dan bekerja keras memperbaiki kondisi keluarganya dan menjadi pencipta kekayaan supaya anak-anaknya tidak senasib dengannya.
Generasi kedua, meski tidak mengalami perjuangan yang sama dengan orang tuanya, mereka menyaksikan secara langsung perjuangan orang tuanya dan merasa bertanggung jawab mempertahankan kekayaan keluarganya.
Baca Juga: Cedera Raphael Varane: Kini Sudah 6 Pemain Timnas Perancis yang Diragukan Tampil di Piala Dunia 2022
Baca Juga: Cedera Raphael Varane: Kini Sudah 6 Pemain Timnas Perancis yang Diragukan Tampil di Piala Dunia 2022
Sedangkan generasi ketiga, tidak mengalami ataupun menyaksikan perjuangan orang tua dan kakek neneknya, dan menikmati keberhasilan secara cuma-cuma.
Jadinya tidak termotivasi untuk mengembangkan atau menjaga usaha dan kekayaan orang tuanya.
Nah sekarang sudah tahukan alasannya, kenapa harta keluarga hilang di generasi ketiga.
Bahkan banyak pepatah di dunia yang menggambarkan mitos tadi.
"Kekayaan tidak bertahan dalam tiga generasi" - pepatah China.
"Ayah membeli, anak membangun, cucu menjual, dan cicit mengemis" - pepatah Skotlandia.
"Ayahnya kaya, anaknya berkelas, cucunya miskin" - pepatah Brasil.***