Kenali Booty Bumping, Cara Pakai Narkoba yang Dilakukan oleh Coki Padede

- 4 September 2021, 20:37 WIB
Booty Bumping, cara pakai Narkoba Coki Pardede
Booty Bumping, cara pakai Narkoba Coki Pardede /

PotensiBadung.com - Pemberitaan komika Coki Padede yang ditangkap karena kasus dugaan penggunakan narkoba jenis sabu semakin ramai diperbincangkan.

Penggunaan narkoba oleh Coki Pardede lewat dubur biasa disebut dengan Booty Bumping.

Dikutip PotensiBadung.com dari healthline.com, booty bumping atau disebut juga dengan boofing adalah cara mengkonsumsi narkoba melalui anal.

Baca Juga: Link Live Streaming BRI Liga 1 Persib Bandung vs Barito Putera

Jenis narkoba yang digunakan biasanya jenis metamfetamin, heroin, atau kokain.

Di masa lalu, hal ini selalui dikaitkan dengan pria gay, wanita transgender, dan pasangannya.

Hal ini perlu diluruskan. Booty bumping adalah pilihan bagi siapa saja yang mengkonsumsi narkoba, termasuk orang yang tidak tertarik dengan anal seks.

Baca Juga: Mantan Striker Juventus, Mario Mandzukic Resmi Pensiun, Unggah Sepatu Mungil Bersejarah

Efeknya akan muncul dalam beberapa menit dan bisa berlangsung selama berjam-jam, tetapi dapat bervariasi tergantung zat yang digunakan.

Tidak ada penelitian yang menunjukkan rentang waktu yang jelas penggunaan booty bumping ini.

Misalnya untuk metamfetamin, beberapa penelitian dengan sumber terpercaya memperkirakan efek penggunaannya sekitar tiga sampai lima menit.

Baca Juga: Netflix Segera Mengadaptasi One Piece Jadi Serial Live Action

Terlepas bagaimana cara mengkonsumsinya, efek shabu umumnya berlangsung selama berjam-jam.

Untuk heroin, sebuah studi klinis tahun 2004 menunjukkan waktu permulaan boofing sebanding dengan injeksi, yang diketahui memberikan efek dengan cepat.

Beberapa orang mengatakan high dari booty bumping mungkin akan terasa di anggota badan dibandingkan dengan head-rush yang sering dikaitkan dengan merokok.

Boofing juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan, iritasi, dan rasa sakit.

Mengkonsumsi narkoba dengan menghirup dan merokok dapat menyebabkan iritasi hidung atau paru-paru.

Selain itu penggunaan peralatan bersama dengan orang lain, dapat menimbulkan resiko tertular virus termasuk SARS-CoV-2 dan hepatitis C.

Berbagi bahan boofing dapat memberikan resiko penularan virus yang sama.

Boofing memiliki resiko merusak lubang anal secara tidak sengaja dan merusak jaringan internal anal yang dapat disertai dengan rasa sakit serta pendarahan.

Akibatnya, ada resiko tertular infeksi seperti HIV, Hepatitis C, dan Limfogranuloma Venereum yang terkait dengan klamidia.

Opioid dan depresan sistem saraf pusat, dapat memperlambat pernapasan bahkan menyebabkan kematian. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami overdosis opioid.

Sebuah overdosis stimulan disebut dengan overamping. Tidak seperti overdosis opioid, overamping tidak ditentukan oleh kuantitas atau potensi obat.***

Editor: Imam Reza W

Sumber: healthline.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah