Heboh Bayi Lahir Tanpa Tempurung Kepala di Jawa Tengah, Diduga Karena Virus Tokso

10 Maret 2021, 18:19 WIB
Bayi tanpa tempurung di Kampung Sidorejo RT 01/RW I, Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah. /Antaranews/

POTENSIBADUNG.COM – Heboh seorang bayi lahir tanpa tempurung kepala di Jawa Tengah. Kini, bayi malang ini masih dalam pengawasan tim medis di rumah sakit. Menurut dokter, kondisi bayi tersebut terjadi karena adanya virus bernama toksoplasmasis.

Muhammad Arkan Naufal Hidayatullah namanya. Lahir dari pasangan Ayu Endang Pujiati berusia 29 tahun dan Syarifudin Hidayatullah berusia 31 tahun.

Ayu Endang Pujiati, ibu dari bayi yang lahir tanpa tempurung kepala itu mengatakan bahwa anaknya dipasangkan oksigen dan selang untuk menyusu.

Baca Juga: Diduga Cemburu, Pria di Badung Ini Tembak Paha Teman Istrinya

Baca Juga: Penyelundupan Daging Celeng 1,7 Ton Ilegal Digagalkan di Gilimanuk, Kini Dimusnahkan

"Ada selang oksigen dan selang untuk menyusu, karena tidak boleh sering-sering diangkat," ujar Ayu seperti dikutip dari Pikiran Rakyat dalam artikel berjudul 'Bayi Tanpa Tempurung Kepala di Jawa Tengah Kini Dirawat di Rumah, Diduga Akibat Virus Tokso'.

Menyedihkannya, sejumlah dokter mengatakan bahwa anak kedua Ayu yang lahir pada tanggal 22 Februari 2021 di RS Brayat Minulya itu tidak mampu bertahan hidup lebih lama, ia bersama sang suami tetap berupaya mengasuh dengan sepenuh hati.

"Dokter sempat bilang kalau kemungkinan 70 persen meninggal di kandungan, tetapi akan saya teruskan sampai kapan bertahan," katanya.

Baca Juga: Kronologi 2 Pria di Karangasem Tersambar Petir di Bawah Pohon, 1 Tewas dan 1 Terpental

Baca Juga: Berteduh dan Cari Buah di Pohon Boni Saat Hujan, Nyoman Tewas Tersambar Petir

Ayu sebetulnya mengetahui kondisi anaknya akan lahir tanpa tempurung kepala tersebut sejak masih janin berusia empat bulan.

Bahkan, saat itu untuk memastikan kondisi anaknya Ayu sampai mendatangi empat dokter kandungan.

"Semuanya saya USG empat dimensi, tetapi hasilnya sama saja. Bahkan, tiga dokter di antaranya menyarankan untuk mengeluarkan saja mumpung masih kecil, kalau sudah besar kan sulit. Tetapi menurut saya empat bulan kan sudah bernyawa, sudah ditiupkan roh. Kasihan, keadaannya kan dia ingin hidup sehingga saya putuskan untuk melanjutkan," tuturnya.

Ayu mengatakan menurut dokter, kondisi bayi tersebut terjadi karena masuknya virus toksoplasmasis pada saat pembentukan janin di usia dua bulan.

"Kalau dokter bilang itu karena virus, pas hamil dua bulan pas pembentukan kemasukan virus tokso. Mungkin pas dua bulan ketahuan bisa disuntik vaksin untuk tokso, tetapi ini ketahuan empat bulan jadi sudah telat," ucap Ayu.

Baca Juga: 4 Larangan Saat Nyepi dan Apa Saja Rangkaian Upacaranya

Baca Juga: Lahirkan Penguji Kompetensi Wartawan, Pikiran Rakyat Media Network Lakukan TOT

Meski kondisi bayinya tidak normal, Ayu mengatakan selama di dalam kandungan, gerakan bayi laki-laki yang lahir dengan berat 3 kg dan panjang 48 cm tersebut sangat aktif.

Sementara itu, dari sisi ekonomi pasangan ini juga bukan dari kalangan berada, Ayu sendiri hanya seorang ibu rumah tangga dan suaminya bekerja serabutan.

Bahkan, menurut informasi yang didapatkan, sudah dua minggu ini suaminya tidak bekerja, seperti Pikiran-Rakyat.com kutip dari Antara.

"Saya kan kemarin operasi caesar, jadi ini suami tidak kerja karena harus bantu merawat adek (bayi Arkan). Saya memulihkan kondisi saya sendiri dulu, kalau untuk kebutuhan sehari-hari sementara ini dibantu keluarga besar, selain itu ada beberapa orang yang ikut membantu kami," ujarnya.

Ayu mengakui kondisi tersebut tidak mudah, apalagi mesin oksigen yang digunakan untuk menopang kehidupan bayinya itu diperoleh dari hasil menyewa. Ia mengatakan untuk satu bulan, biaya sewa yang harus dikeluarkan sebesar Rp320.000.

"Kalau oksigennya habis harus isi ulang, biayanya Rp100.000, empat hari sekali isi ulang. Sekarang banyak yang peduli terus dikasih bantuan," katanya.***(PikiranRakyat/Ayu Nur Anjani)

Editor: Imam Reza W

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler