POTENSIBADUNG.COM - Tahun 2013 lalu jagat media diramaikan dengan pemberitaan seputar gembong narkoba bernama Freddy Budiman yang memiliki sebanyak 1,4 juta pil ekstasi.
Bandar narkoba kelas kakap itu berkali-kali mendekam di penjara hingga terakhir divonis hukuman mati pada tanggal 29 Juli 2016 di Lapangan Tunggal Panaluan, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Pada tahun 2009 Freddy ditangkap dengan kepemilikan 500 gram sabu, setelah keluar dari penjara, tak lama kemudian pada tahun 2011 Freddy kembali dicokok atas kepemilikan ratusan gram sabu dan bahan pembuat ekstasi.
Baca Juga: Ada Pertengkaran Harus Dilalui Gemini, Aries Pikirkan Seseorang, Ini Ramalan Zodiak 26 Maret 2021
Baca Juga: Sore Tadi Penyanyi Cita Citata Diperiksa KPK Terkait Korupsi Bansos
Baca Juga: Ditanya Soal Hubungannya dengan Billy Syahputra, Memes Prameswari: Dia Memang Jadi Idaman Wanita
Rupanya penjara memang tak menjadi ruang pesakitan bagi Freddy, alih-alih kapok dengan perbuatannya yang merusak generasi penerus bangsa, justru ia mampu menjalankan bisnis narkoba dari balik jeruji besi
Freddy Budiman tertangkap mengimpor 1,4 juta butir ekstasi dari RRC dan menjadi terpidana mati. Saat itu, ia menjadi orang pertama yang dieksekusi selain 13 terpidana mati lainnya.
Sepak terjang di dunia hitam narkotika syukur-syukur tak menurun kepada sang anak kandungnya, bernama Fikri. Fikri justru membawa harum nama negara Indonesia di negeri Paman Sam, Amerika Serikat.
Baca Juga: Tanda Merah di Leher Istrinya Picu Amarah Matsari dan Membunuh Lansia 70 Tahun di Kerobokan
Baca Juga: Rizieq Shihab Jalani Sidang Lanjutan Tatap Muka, Ribuan Polisi Dikerahkan
Hal ini dibagikan melalui kanal Youtube Gritte Agatha. Melansir SelebriTalk pada artikel berjudul Kisah Anak Freddy Budiman Gembong Narkoba Kelas Kakap yang Memiliki Prestasi Mengharumkan Nama Bangsa Fikri berbagi kisah inspiratif
Peribahasa 'Bagai Pinang Dibelah Dua' sepertinya tak berlaku untuk hal satu ini. Ayahnya dihukum nati karena tindak kejahatan, namun anaknya justru mampu membawa nama baik Indonesia ke Amerika.
"Tahun 2013, akhirnya gue memutuskan untuk sekolah, jadi 2013 itu lulus SMP. 2013 waktu itu memutuskan untuk sekolah asrama waktu itu. Karena saran dari Papa," ungkap Fikri saat menjadi bintang tamu di channel YouTube Gritte Agatha.
Baca Juga: Whatsapp Diblokir, Made A Bawa Mayat Bayi ke Rumah Pacarnya
Fikri menuturkan bahwa saat itu ayahnya ingin melihat dia menjadi sosok yang lebih dewasa dan mandiri, ia mengaku dilarang untuk terlalu sering menjenguk ayahnya di penjara.
"Dedek, kalo bisa sekolah coba asrama, biar dedek lebih mandiri lagi. Biar dedek lebih dewasa dan lebih mandiri, jangan keseringan ketemu Papa (berkunjung ke penjara)," tutur Fikri.
Fikri mengatakan, bahwa ayahnya bandar narkoba kelas kakap itu berpesan dan tak ingin anaknya ikut terjerumus di lingkaran hitam itu.
Mematuhi perintah sang ayah, Fikri pun mencari sekolah asrama saat itu.
"Akhirnya gue dengerin sarannya, akhirnya gue nyari sekolah yang asrama waktu itu ada di bogor, ada yang di Cikarang," ujar Fikri.
"Akhirnya gue pilih yang di Cikarang waktu itu, akhirnya sekolah SMA tuh cuma 2 tahun," sambungnya.
Fikri memutuskan untuk mengambil program akselerasi (percepatan) 2 tahun. Pada tahun 2014 ia mendapat kesempatan ke Amerika untuk menjadi wakil Indonesia menunjukkan budaya-budaya Tanah Air disana.
"Nah, abis itu lulus 2015. Selama di SMA itu tau kabar Papa lewat media aja. Perkembangan kasusnya itu selalu ada di TV," paparnya.
Selama sekolah di SMA, Fikri tak pernah berbicara kepada siapapun tentang siapa kelaurganya. Bahkan saat banyak pemberitaan tentang ayahnya di media, Fikri kerap merasa canggung.
"Gue pribadi tuh, gue gak pernah speak up bahwa gue tuh anaknya Freddy Budiman gitu. Jadi ketika anak-anak satu SMA gue lagi nonton TV dan lagi nonton berita tentang papa, ya gue diem doang, diem doang terus kayak awkward (canggung) aja gitu," kenang Fikri.*** (Tim SelebriTalk 2/SelebriTalk)