KLB Cacar Monyet atau Monkeypox Pernah Terjadi, Berikut Catatan dari Kemenkes RI

22 Mei 2022, 06:34 WIB
ILUSTRASI, KLB Cacar Monyet atau Monkeypox Pernah Terjadi, Berikut Catatan dari Kemenkes RI /CYNTHIA S. GOLDSMITH, RUSSELL RE/VIA REUTERS

 

PotensiBadung.com- Penyakit cacar Monyet atau Monkeypox saat ini dikabarkan telah meluas ke beberapa negara.

Dikutip melalui pikiran-rakyat.com, berdasarkan data dari WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), terkonfirmasi 13 negara yang melaporkan wabah cacar monyet tersebut. 

Negara-negara ini berada di berbagai belahan Benua, dari Amerika sampai dengan kawasan Eropa.

Baca Juga: WASPADA! Wabah Monkeypox atau Cacar Monyet Melanda Eropa, WHO Rapat Darurat

Baca Juga: WHO Katakan Ketersediaan Vaksin Covid-19 Hampir Habis, Indonesia Terancam Tak Dapat Jatah?

Negara- negara tersebut diantaranya:

1. Inggris

2. Portugal

3. Spanyol

4. Swedia

5. Italia

6. Belgia

7. Prancis

8. Amerika Serikat

9. Kanada

10. Australia

11. Jerman

12. Israel

13. Italia

Baca Juga: WHO: Manfaat Vaksin Covid-19 AstraZeneca Lebih Besar daripada Risikonya

Baca Juga: Jangan Panik! Kenali Gejala Cacar Monyet dan Berikut Cara Pencegahannya

Seperti diketahui, cacar monyet merupakan penyakit akibat virus yang ditularkan melalui binatang (zoonosis).

Penularan dapat terjadi melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, atau lesi pada kulit atau mukosa dari binatang yang tertular virus.

Penularan pada manusia terjadi karena kontak dengan monyet, tikus gambia dan tupai, atau mengonsumsi daging binatang yang sudah terkontaminasi.

 

Inang utama dari virus ini adalah rodent (tikus).

Penularan dari manusia ke manusia sangat jarang.

Biasanya gejala yang muncul bagi penderita cacar monyet ini berupa demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot dan lemas.

Ruam pada kulit muncul pada wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Ruam ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (makulopapula), lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras.

 Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai ruam tersebut menghilang.

 Jauh sebelumnya, Kemenkes RI mencatat, virus tersebit pernah menjadi kejadian luar biasa (KLB) di beberapa wilayah.

Tercatat di tahun 1970 terjadi KLB pada manusia pertama kali di Republik Demokratik Kongo.

Tahun 2003 dilaporkan kasus di Amerika Serikat, akibat riwayat kontak manusia dengan binatang peliharaan prairie dog yang terinfeksi oleh tikus Afrika yang masuk ke Amerika.

 Tahun 2017 terjadi kejadian luar biasa di Nigeria.

Melalui laman resmi kemenes.go.id, pada tahun 2019 lalu, telah terjadi satu kasus konfirmasi monkeypox pertama di Singapura.

Kasus itu menimpa warga negara Nigeria yang merupakan salah satu negara endemis monkeypox.

Dia berkunjung ke Singapura pada 28 April 2019 dan dinyatakan positif terinfeksi virus monkeypox pada 8 Mei 2019.

Bersama 23 orang yang kontak erat dengannya telah dikarantina ketika itu.

Berdasarkan siaran pers Kementerian Kesehatan Singapura pada 9 Mei 2019 lalu, Kementerian Kesehatan RI melalui Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit meminta dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota serta Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), rumah sakit dan Puskesmas untuk mewaspadai penyakit tersebut.

Hal tersebut tertuang dalam surat edaran tentang Kewaspadaan Importasi Penyakit Monkeypox tanggal 13 Mei 2019.

Kewaspadaan itu dilakukan mengingat posisi negara Singapura dekat dengan Indonesia. ***

Editor: Mifta Putra

Tags

Terkini

Terpopuler