Baca Juga: Berteduh dan Cari Buah di Pohon Boni Saat Hujan, Nyoman Tewas Tersambar Petir
Ayu sebetulnya mengetahui kondisi anaknya akan lahir tanpa tempurung kepala tersebut sejak masih janin berusia empat bulan.
Bahkan, saat itu untuk memastikan kondisi anaknya Ayu sampai mendatangi empat dokter kandungan.
"Semuanya saya USG empat dimensi, tetapi hasilnya sama saja. Bahkan, tiga dokter di antaranya menyarankan untuk mengeluarkan saja mumpung masih kecil, kalau sudah besar kan sulit. Tetapi menurut saya empat bulan kan sudah bernyawa, sudah ditiupkan roh. Kasihan, keadaannya kan dia ingin hidup sehingga saya putuskan untuk melanjutkan," tuturnya.
Ayu mengatakan menurut dokter, kondisi bayi tersebut terjadi karena masuknya virus toksoplasmasis pada saat pembentukan janin di usia dua bulan.
"Kalau dokter bilang itu karena virus, pas hamil dua bulan pas pembentukan kemasukan virus tokso. Mungkin pas dua bulan ketahuan bisa disuntik vaksin untuk tokso, tetapi ini ketahuan empat bulan jadi sudah telat," ucap Ayu.
Baca Juga: 4 Larangan Saat Nyepi dan Apa Saja Rangkaian Upacaranya
Baca Juga: Lahirkan Penguji Kompetensi Wartawan, Pikiran Rakyat Media Network Lakukan TOT
Meski kondisi bayinya tidak normal, Ayu mengatakan selama di dalam kandungan, gerakan bayi laki-laki yang lahir dengan berat 3 kg dan panjang 48 cm tersebut sangat aktif.
Sementara itu, dari sisi ekonomi pasangan ini juga bukan dari kalangan berada, Ayu sendiri hanya seorang ibu rumah tangga dan suaminya bekerja serabutan.