TNI AL Beri Penjelasan soal Berita Ada Perang dengan Kapal Asing Sebelum KRI Nanggala Hilang

- 1 Mei 2021, 09:14 WIB
Keluarga awak KRI Nanggala 402 melakukan Tabur Bunga dari geladak Helly KRI Dr Soeharso-990 di perairan utara pulau Bali, Bali, Jumat 30 April 2021.
Keluarga awak KRI Nanggala 402 melakukan Tabur Bunga dari geladak Helly KRI Dr Soeharso-990 di perairan utara pulau Bali, Bali, Jumat 30 April 2021. /ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

POTENSI BADUNG - TNI AL melalui Dinas Penerangan Angkatan Laut secara resmi memberikan bantahan terkait dengan pemberitaan adanya perang tempur dengan kapal asing sebelum tragedi hilangnya Kapal Selam KRI Nanggala-402 di Perairan Bali bagian utara.

Dalam keterangan resminya di laman https://tnial.mil.id/ pada Jumat (30/4) Dinas Penerangan Angkatan Laut memberikan keterangan soal awal mula munculnya pemberitaan mengenai istilah 'Perang Tempur' tersebut.

Sebelumnya ramai pemberitaan dalam musibah KRI Nanggala-402, banyak media online memberitakan kapal selam KRI Nanggala-402 sempat mengirimkan sinyal tempur sebelum hilang kontak, sehingga memunculkan isu bahwa KRI Nanggala-402 ditembak kapal selam asing.

Baca Juga: Megawati Kirim Karangan Bunga Secara Khusus ke Buleleng untuk Awak KRI Nanggala-402

"Tulisan atau berita ini mengutip pendapat Aktifis Media Sosial, yang menganalisis pernyataan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M., pada saat Konferensi Pers tanggal 25 April 2021 di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai," demikian keterangan dalam situs resmi TNI AL seperti dikuti pada Sabtu 1 Mei 2021.

"Selanjutnya berkembang informasi musuh sudah masuk di Indonesia dan Kasal membiarkan kejadian tersebut," tambah keterangan dalam situs yang sama.

"Kami ingin meluruskan pemberitaan tersebut, bahwa perkataan yang benar dari Kasal pada saat itu yakni: “…isyarat–isyarat peran tempur dan peran menyelam. Ucapan ini disalah persepsikan oleh media menjadi ….”Perang tempur“ dan dianalogikan sedang terjadi perang antara KRI Nanggala-402 dan kapal selam asing," jelas keterangan tersebut.

Baca Juga: Info Kecelekaan 24 Jam Terakhir di Denpasar, 4 Kejadian, 7 Orang Dilarikan ke RS Sanglah dan Wangaya

Adapun kata “peran” yang disampaikan Kasal saat itu adalah salah satu bagian dari rangkaian latihan yang selama ini dilaksanakan oleh TNI AL.

"Sehingga pendapat media yang menyatakan KRI Nanggala-402 saat itu melaksanakan “perang tempur” adalah tidak benar, dan itu hanya merupakan bagian dari rangkaian latihan yang dilaksanakan pada saat itu,".

Masih dalam sumber yang sama, kata peran bermakna “melakukan pengadegan/seolah olah” istilah latihan ini merupakan bagian dari keseriusan dalam setiap melaksanakan rangkaian latihan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cinta Sabtu 1 Mei 2021 untuk Sagitarius, Pisces, Leo, dan Aries

"Contoh lain selain “peran tempur”, yakni : “peran kebocoran”, “peran orang jatuh di laut”, “peran bahaya atas air” dan lain lain," demikian keterangan dari situs TNI AL.

Faktor alam

TNI Angkatan Laut mengungkapkan dugaan bahwa penyebab KRI Nanggala 402 tenggelam juga ada disebabkan karena faktor alam.

Hal ini diungkapkan Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kasal, Laksda Muhammad Ali, dalam konferensi Pers di Gedung Utama R.E. Martadinata Mabesal, Selasa, 27 April 2021.

Baca Juga: Faktor Alam Laut Utara Bali Diduga Jadi Penyebab Tenggelamnya KRI Nanggala-402

TNI AL kembali menggelar konferensi pers untuk meluruskan sejumlah informasi yang beredar di masyarakat yang membuat rancu.

Dijelaskan Muhammad Ali, bahwa pada saat kapal selam melakukan penyelaman, yang paling berpengaruh adalah faktor arus bawah laut yang berbeda, tergantung kondisinya.

Sehingga sebelum beroperasi, awak kapal selam melihat panduan untuk menyampaikan kondisi daerah tersebut, seperti faktor oseanografi maupun hidrografi.

Baca Juga: Viral Awan di Bali Disebut Mirip KRI Nanggala-402 yang Tenggelam

“Faktor alam ini juga ada yang dinamakan internal solitary wave,” ucap Muhammad Ali.

Dia menambahkan bahwa berdasarkan informasi dari beberapa pakar dan ahli oseanografi, terdapat arus bawah laut yang cukup kuat, yang bisa menarik kapal selam secara vertikal.

“Jadi, jatuhnya kapal ke bawah lebih cepat dari umumnya, dan ini yang harus diwaspadai,” ujar Muhammad Ali.

Baca Juga: Polisi Ciduk 'Capres Fiktif' Nurhadi Terkait Status FB yang Diduga Singgung Soal KRI Nanggala-402

Penuturan itu pun diperkuat oleh pernyataan dari Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Danseskoal) Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto.

Dia menuturkan bahwa menurut satelit Himawari-8 milik Jepang, dan Satelit Sentinel milik Eropa, terjadi internal wave yang bergerak dari bawah ke utara di Perairan utara Bali pada Rabu, 21 April 2021.

“Kalau kita terkena Internal Wave, maka itu adalah kehendak alam, tentunya para prajurit tidak bisa melakukan peran kedaruratan walaupun mereka sudah siap berada di pos masing-masing,” tutur Iwan Isnurwanto. ***

Editor: Mifta Putra

Sumber: TNI AL


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x