Kemenag Sentil Gus Miftah Usai Bandingkan Pengeras Suara Masjid  Saat Ramadhan dengan Dangdutan

- 13 Maret 2024, 09:28 WIB
Kemenag Sentil Gus Miftah Usai Bandingkan Pengeras Suara Masjid  Saat Ramadhan dengan Dangdutan
Kemenag Sentil Gus Miftah Usai Bandingkan Pengeras Suara Masjid Saat Ramadhan dengan Dangdutan /Foto : tangkapan layar Instagram @gusmiftah/

PotensiBadung.com - Video tanggapan Gus Miftah terkait larangan penggunaan speaker saat tadarus Al Quran di bulan Ramadhan viral di media sosial.

Saat ceramah di Bangsri, Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur, beberapa waktu lalu Gus Miftah membandingkan penggunaan speaker dengan dangdutan yang tidak dilarang bahkan sampai jam 1 pagi.

Hal ini pun langsung mendapat tanggapan dari Juru Bicara Kementrian Agama (Kemenag) Anna Hasbie.

Anna menilai penceramah berambut gondrong tersebut gagal paham soal pedoman penggunaan pengeras suara di masjid dan musalla, sehingga apa yang disampaikannya kurang tepat.

Baca Juga: Penderita Asam Lambung Jangan Takut Berpuasa, Simak Tipsnya

“Gus Miftah tampak asbun dan gagal paham terhadap surat edaran tentang pedoman penggunaan pengeras suara di masjid dan musalla,” katanya, dikutip dari laman Kemenag Rabu, 13 Maret 2023.

“Karena asbun dan tidak paham, apa yang disampaikan juga serampangan, tidak tepat,” lanjutnya.

Supaya tidak asbun dan provokatif, lanjut Anna, sebagai penceramah seharusnya pahami dulu edarannya. Menurutnya membandingannya dengan dangdutan tidak tepat dan salah kaprah.

Anna menjelaskan bahwa dalam edaran itu tidak ada larangan menggunakan pengeras suara di bulan Ramadhan.

Baca Juga: Berkat Garansi Tepat Waktu Shopee, Ayu Ting Ting dan Komeng Girang Paketnya Bisa Tiba Tepat Waktu

Berdasarkan Surat Edaran Nomor SE. 05 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala mengatur agar penggunaan pengeras suara di bulan Ramadan, baik dalam pelaksanaan Salat Tarawih, ceramah atau kajian Ramadhan, dan tadarrus Al-Qur’an menggunakan Pengeras Suara Dalam.

Anna mengatakan edaran ini bertujuan mewujudkan ketenteraman, ketertiban, dan kenyamanan bersama dalam syiar di tengah masyarakat yang beragam, baik agama, keyakinan, latar belakang, dan lainnya.

Ia menambahkan bahwa edaran ini sudah ada sejak 1978 dalam bentuk Instruksi Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor Kep/D/101/1978.

"Kalau suaranya terlalu keras, apalagi antar masjid saling berdekatan, suaranya justru saling bertabrakan dan menjadi kurang syahdu,” ucapnya.

Baca Juga: Nathan Selangkah Lagi Perkuat Timnas Indonesia

“Kalau diatur, insya Allah menjadi lebih syahdu, lebih enak didengar, dan jika sifatnya ceramah atau kajian juga lebih mudah dipahami,” ujarnya.***

Editor: Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x