Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 Arema FC vs Persebaya Surabaya dan Noda Sepak Bola yang Terkenang Abadi

2 Oktober 2022, 13:46 WIB
Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 Arema FC vs Persebaya Surabaya dan Noda Sepak Bola yang Terkenang Abadi /Tangkap layar twitter/@pssi

PotensiBadung.com -  Sabtu malam, 1 Oktober 2022 akan menjadi momen tak terlupakan bagi tubuh-tubuh yang penuh semangat datang ke Stadion Kanjuruhan Malang.

Ada yang datang bersama keluarga kecilnya, komunitas, sahabat, kekasih ataupun datang seorang diri untuk menyaksikan hiburan di malam Minggu.

Mereka datang untuk menikmati akhir pekan dengan sajian tontonan laga dua klub besar Indonesia yang memang selalu menarik untuk dinikmati.

Tak ada masalah yang berarti bahkan sangat menikmati pertandingan yang dimulai tepat pada pukul 20.00 WIB itu.

Baca Juga: Berkaca pada Tragedi Kanjuruhan, Bos Persib Bandung Beri Pesan Menyentuh untuk Bobotoh

Baca Juga: ANEH Gas Air Mata Dilarang FIFA, Kenapa Masih Dipakai di Stadion Kanjuruhan?

Laga berjalan sangat seru dan menarik, laga berjalan sekitar 35 menit tim tuan rumah Arema FC sudah tertinggal 2 gol yang dicetak masing-masing oleh Silvio dan Lelis, namun Arema FC berhasil menyamakan atas tamunya Persebaya Surabaya menjadi 2-2.

Skor bertahan hingga turun minum 45 menit babak pertama, namun siapa sangka, alih-alih menang di hadapan ribuan pendukungnya sendiri Arema justru kembali kebobolan 1 gol.

Skor 2-3 bertahan hingga pluit panjang dibunyikan sang pengadil lapanga. Suporter geram, kecewa hasil buruk diraih tim kesayangannya di malam weekend itu.

Mereka tak puas, Aremania, julukan fans Arema turun ke lapangan hendak menyerang pemain dan ofisial Singo Edan.

Baca Juga: Berkaca pada Tragedi Kanjuruhan, Bos Persib Bandung Beri Pesan Menyentuh untuk Bobotoh

Baca Juga: ANEH Gas Air Mata Dilarang FIFA, Kenapa Masih Dipakai di Stadion Kanjuruhan?

Suasana semakin mencekam dan tak terkendali, aparat keamanan yang disiagakan tanpa ragu menembakkan gas air mata di dalam Stadion Kanjuruhan.

Mereka pun berlarian keluar stadion, berdesakan di tengah kepulan asap gas air mata. Pintu keluar yang tak seberapa luas membuat ribuan orang itu menumpuk di pintu keluar.

Desakan dan gesekan tak bisa dihindarkan, di tengah kepulan asap mereka tetap berusaha keluar dengan dada sesak.

Ada yang beruntung bisa keluar, ada yang tumbang karena kehabisan oksigen. Puluhan di antara mereka terkapar di Stadion.

Sementara lainnya menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit, hingga artikel ini ditulis tecatat 129 nyawa melayang akibat tragedy Kanjuruhan dan puluhan lainnya masih dirawat.

Baca Juga: Berkaca pada Tragedi Kanjuruhan, Bos Persib Bandung Beri Pesan Menyentuh untuk Bobotoh

Baca Juga: ANEH Gas Air Mata Dilarang FIFA, Kenapa Masih Dipakai di Stadion Kanjuruhan?

NODA SEPAK BOLA INDONESIA

Lagi, sepak bola Indonesia menelan korban jiwa. Ratusan nyawa menjadi korban pertandingan 90 menit.

Catatan buruk ini menjadi sorotan dunia, terlebih Indonesia sebentar lagi akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U20.

Keamanan dipertanyakan, ancaman baying-bayang sanksi pun menanti. Tidak hanya bagi Arema FC akan tetapi juga berdampak pada sepak bola Indonesia seluruhnya.

Sanksi tak seberapa, setelahnya sepak bola Indonesia akan kembali berjalan normal seperti sedia kala. Tapi tidak bagi Ibu-ibu yang hingga kini cemas menanti kabar anaknya.

Tapi tidak bagi orang tua yang saat ini, menerima kedatangan anaknya yang terbujur kaku. Mereka akan sangat membenci sepak bola.

Mereka mengutuk setiap kali mendengar kata si kulit bundar. Semoga keluarga yang ditinggalkan dapat diberi ketabahan.

Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022, ialah tragdi paling kelam sepak bola Indoensia dan dunia.

Terus berbenah, jangan hanya memetingkan segelintir pihak. Jangan sampai peristiwa ini kembali terulang, terulang lagi, terus terulang.***

Editor: Imam Reza

Tags

Terkini

Terpopuler