Serba-Serbi Jelang Piala Dunia Qatar 2022, Maroko Terperosok dalam Pergolakan

8 November 2022, 08:20 WIB
Serba-Serbi Jelang Piala Dunia Qatar 2022, Maroko Terperosok dalam Pergolakan /Instagram @achrafhakimi/

PotensiBadung.com- Maroko sedang bersiap-siap untuk menjalani Piala Dunia FIFA keenam mereka.

Dengan penunjukan Walid Regragui sebagai pelatih baru the Atlas Lions, kurang dari tiga bulan sebelum dimulainya turnamen, banyak pertanyaan yang belum terjawab.

Terlepas dari semua pergolakan, ada rasa kegembiraan yang sangat jelas muncul di sekitar pelatih baru. Jadi, apa yang harus kita harapkan darinya?

Akan salah jika tidak menyebutkan upaya pendahulunya, Vahid Halilhodzic dari Bosnia, yang membawa the Atlas Lions ke Qatar dengan rekor terbaik pada kualifikasi dibandingkan tim Afrika mana pun.

Baca Juga: Tepuk Tangan Meriah untuk Gerard Pique di Camp Nou

Maroko satu-satunya tim dengan rekor sempurna selama babak kedua kualifikasi, memenangkan semua enam pertandingan mereka melawan Guinea, Guinea-Bissau, dan Sudan.

Pada babak ketiga, mereka menghadapi RD Kongo, yang disingkirkan dengan kemenangan nyaman lewat agregat 5-2.

Sementara hasil tersebut memberikan kesan kepada pengamat luar bahwa semuanya baik-baik saja, kenyataannya tidak begitu indah.

Suasana tegang menyelimuti tim. Ketidakpuasan publik memuncak ketika Vahid Halilhodzic mengasingkan beberapa bintang papan atas seperti Hakim Ziyech dari Chelsea dan Noussair Mazraoui dari Bayern Munich.

Penggemar yang tidak puas juga mempermasalahkan gaya bermain pelatih Bosnia itu, yang oleh sebagian orang dianggap terlalu membosankan dan mudah ditebak.

Baca Juga: Thierry Henry: Darwin Nunez Kesulitan Gantikan Peran Sadio Mane

Semua tekanan publik itu, ditambah dengan pengawasan media yang ketat, menjadi akhir bagi Halilhodzic, yang berpisah dengan Federasi Sepak Bola Kerajaan Maroko pada Agustus.

Itu pengalaman yang cukup akrab bagi pria Bosnia ini, yang sebelumnya juga telah dilepaskan oleh Pantai Gading dan Jepang, meskipun membawa kedua negara tersebut ke Piala Dunia.

Jika ada hikmahnya dari semuanya, itu adalah kembalinya optimisme dan kepositifan di antara para pemain hanya beberapa pekan sebelum Qatar dimulai.

Fans pun menyambut Walid dengan tangan terbuka. Dia bergabung dengan the Atlas Lions setelah meraup kesuksesan baru-baru ini bersama Wydad, di mana dia memimpin mereka meraih gelar Botola Pro 1 dan Liga Champions CAF pada musim yang sama.

Namun, pertanyaan di bibir semua orang adalah tim Maroko mana yang akan muncul di Qatar di bawah kepemimpinan Regragui? Gaya apa yang akan dia adopsi, dan pemain mana yang akan dia andalkan untuk beraksi di Grup F?

Jadwal Pertandingan Grup F Maroko

23 November
Maroko-Kroasia, 13:00 waktu setempat, Stadion Al Bayt

27 November
Belgia-Maroko, 16:00 waktu setempat, Stadion Al Thumama

1 Desember
Kanada-Maroko, 18:00 waktu setempat, Stadion Al Thumama

Pendekatan dan Taktik Regragui

Walid Regragui telah menunjukkan sepanjang karier kepelatihannya bahwa ia dapat fleksibel dengan taktik dan filosofi sepak bolanya.

Namun, selama tugas terakhirnya bersama Wydad, ia muncul sebagai pelatih yang relatif konservatif, lebih menekankan pada hasil daripada penampilan.

Tentu saja, ini tidak menghalanginya untuk melakukan yang dibutuhkan pada kesempatan-kesempatan terbesar, seperti yang ditunjukkan timnya saat final Liga Champions Afrika melawan Al-Ahly, Mei lalu.

Mengingat gaya kepelatihan Regragui yang terus berkembang, kita bisa melihat the Atlas Lions akan turun dengan berbagai formasi berbeda di Piala Dunia ini, tergantung pada gaya bermain lawan.

Satu hal yang pasti, pelatih memiliki alat yang tepat untuk mengatur timnya sesuai keinginannya, baik secara defensif maupun ofensif.

Dalam dua pertandingan pertamanya sebagai pelatih melawan Chile dan Paraguay, Regragui menerapkan formasi menyerang 4-3-3.

Dia mendorong timnya bermain dengan garis pertahanan tinggi, menekan di bagian tengah lawan (sangat mengandalkan bek sayap Achraf Hakimi dan Noussair Mazraoui), bekerja kolektif di lini tengah, serta segera menutup saat penguasaan bola hilang.

Melawan Cile, Maroko bermain menyerang, dengan sang pelatih menolak untuk menyesuaikan diri dengan gaya bermain lawannya.

The Atlas Lions mulai menegaskan dominasi mereka melalui pemain dengan bakat teknis seperti Hakim Ziyech, Azzedine Ounahi, Sofiane Boufal, dan Selim Amallah, baik di lini tengah maupun di lini serang.

Dua tantangan terbesar yang dihadapi sang pelatih adalah kurang tajamnya para penyerangnya di depan gawang, serta bek kunci yang absen karena cedera.

Tim Afrika Utara ini telah berjuang selama beberapa waktu untuk menemukan penuntas serangan tajam.

Youssef En Nesyri mengalami masa sulit dan belum membuktikan solusi untuk tumpulnya the Atlas Lions di depan gawang.

Maroko di Piala Dunia

Ini akan menjadi Piala Dunia keenam Maroko.

Partisipasi pertama mereka berlangsung pada 1970, ketika hanya berhasil mengamankan satu poin dari tiga pertandingan.

Mereka kalah dari Peru dan Jerman Barat, tetapi berhasil menyelamatkan hasil imbang melawan Bulgaria.

Penampilan kedua mereka menjadi yang paling berkesan. Pada 1986, Abdelkrim Merry, Aziz Bouderbala, dan rekan-rekannya berhasil mengalahkan Portugal setelah bermain imbang melawan Polandia dan Inggris untuk lolos dari penyisihan grup.

Namun, Maroko kemudian kalah tipis melawan Jerman Barat di Babak 16 Besar.

Piala Dunia 1994, 1998, dan 2018 semuanya berakhir serupa, dengan Marko terdepak dari babak grup.

Pada Prancis 1998, mereka tak beruntung gagal melaju setelah mengalahkan Skotlandia dengan tiga gol dan bermain imbang 2-2 kontra Norwegia.

Mereka juga tampil cukup baik, meskipun belum meraih kesuksesan di Rusia 2018, dengan hanya meraih satu poin dari Spanyol.***

 

Editor: Imam Reza

Tags

Terkini

Terpopuler