Melakukan Monobrata Pada Saat Siwaratri Bukan Sekedar Tidak Berbicara, Ini Maknanya

1 Januari 2022, 13:00 WIB
Melakukan Monobrata Pada Saat Siwaratri Bukan Sekedar Tidak Berbicara, Ini Maknanya /Humas Pemkot Denpasar

PotensiBadung.com – Hari Raya Siwaratri kadang kala disebut sebagai hari Pejagran.

Disebut demikian karena pada hari Siwaratri, Sang Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai Siwa melakukan yoga semalam suntuk.

Untuk itu umat Hindu disarankan untuk melakukan yoga yang disebut dengan Brata Siwaratri.

Brata Siwaratri memiliki tiga tingkatan, diantaranya Utama, Madhya, dan Nista.

Baca Juga: Doa Terbebas dari Permasalahan Rumah Tangga dalam Agama Hindu

Baca Juga: Doa Ketika Sakit dan Menjenguk Orang Sakit dalam Agama Hindu berserta Artinya

Utama disarankan untuk melakukan Monabrata (berdiam dan tidak berbicara), Upawasa (tidak makan dan tidak minum), dan Jagra (berjaga, tidak tidur).

Madhya disarankan untuk Upawasa (tidak makan dan tidak minum), dan Jagra (berjaga, tidak tidur).

Lalu yang terakhir Nista hanya melaksanakan Jagra (berjaga, tidak tidur).

Lalu benarkah saat Siwaratri kita dilarang bicara?

Mona Brata pada dasarnya bertujuan untuk mensucikan perkataan kita dari hal-hal yang tidak penting dan tidak baik.

Baca Juga: Doa Belajar dalam Agama Hindu beserta Artinya

Baca Juga: Doa Pembuka dan Penutup Rapat dalam Agama Hindu beserta Artinya

Kita sering baik sengaja maupun tidak sengaja berbicara kasar, mengumpat, julid, gibah, gosipin temen sendiri, dll yang sebenarnya kita tahu tidak bermanfaat tetapi sulit untuk dikurangi.

Kata-kata kita ini sebenarnya punya kekuatan besar.

Misalnya kenapa para Maha Rsi bisa menjatuhkan kutukan hanya dengan ucapan, sedangkan kita tidak bisa?

Salah satu alasannya karena para Rsi menjaga perkataannya dan selalu mengusahakan agar lisannya digunakan untuk memuja nama suci Tuhan.

Banyak yang bilang kalau tidak bisa berkata yang baik, lebih baik diam.

Inilah yang dimaksud dengan Mona Brata, menyucikan lisan dengan mengurangi kata-kata yang buruk.

Lisan kita sebaiknya digunakan untuk memuja nama suci Tuhan dan bukan utk hal-hal yang tidak bermanfaat. Jadi, bukan berarti tidak boleh bicara.

Misalnya nanti kamu bertemu seorang yang tidak hati-hati saat menyebrang jalan, kamu satu satunya orang yang bisa memperingatinya dengan cara bicara.

Namun kamu sedang melakukan mona brata, maka kamu boleh memperingati orang tersebut demi keselamatannya.

Begitu juga ketika kamu nanti bertemu orang suci, orang tua, dan lain-lain yang mengajakmu bicara hal-hal yang bermanfaat dan untuk pengabdian pada Tuhan.

Walaupun demikian, kamu juga harus menjaga pikiranmu jangan berpikir yang jelek-jelek.

Jangan sampai mulut saja yang diam tetapi dalam pikirannya tetap mengumpat, julid, gosipin orang, mikirin keburukan orang, dan lain-lain.

Jadi, lisan kita harus digunakan untuk kebaikan dan dikunci untuk keburukan, begitu juga pikiran kita.***

Editor: Imam Rosidin

Sumber: Instagram

Tags

Terkini

Terpopuler