Pada saat usianya menginjak 10 tahun, Bulantrisna Djelantik diundang oleh Presiden Soekarno ke Istana Presiden di Tampaksiring Gianyar Bali untuk menghibur para tamu Istana.
Tahun 1971 Bulantrisna Djelantik memutuskan untuk menikah dan berhenti menari.
Pada akhirnya setelah menikah Bulantrisna Djelantik tetap menari ketika melanjutkan studi di Jerman, Belanda, dan Belgia.
Baca Juga: Gempa 4,3 Magnitudo Guncang Bali, Dirasakan hingga Lombok
Sampai saat ini pun Bulantrisna Djelantik tetap aktif menekuni dunia tari.
Bahkan setelah pensiun sebagai pegawai negeri dan staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung.
Ucapan Duka untuk Bulantrisna Djelantik
Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman hingga Sudjiwo Tedjo mengucapkan belasungkawa atas kepergian maestro tari tradisional Indonesia ini.
Ucapan duka itu disampaikan melalui media sosial Twitter.
Berikut ini ucapan duka Fadjroel Rachman dan Sudjiwo Tedjo untuk kepergian Bulantrisna Djelantik.