PotensiBadung.com - Mantan promotor tinju dunia yang tinggal di Bali yakni Zaenal Tayeb kini dalam situasi pelik.
Zaenal kini bersiap menunggu vonis atas kasus yang menjeratnya, yakni dugaan memberikan keterangan palsu dalam kasus jual beli tanah dengan keponakannya sendiri.
Atas kasus ini dia bahkan sudah dipenjara beberapa bulan ini di Mapolres Badung, Bali sambil menunggu persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar.
Baca Juga: RAMALAN ZODIAK Besok Kamis, 25 November 2021 untuk Zodiak Sagitarius, Capricorn, Gemini, Cancer
Atas kondisi ini, petinju dunia asal Indonesia yang pernah dipegang yakni Chris John angkat bicara.
Nah, sebelum sidang dibuka oleh majelis hakim pimpinan Wayan Yasa, pihak keluarga dekat Zainal Tayeb memutar rekaman video dari mantan petinju juara dunia kelas bulu, Chris John.
Dalam rekaman, petinju yang dikenal dengan sebutan ‘The Dragon’ itu ia mengaku sudah cukup lama mengenal sosok Zainal Tayeb.
Nah, sebelum sidang dibuka oleh majelis hakim pimpinan Wayan Yasa, pihak keluarga dekat Zainal Tayeb memutar rekaman video dari mantan petinju juara dunia kelas bulu, Chris John.
Dalam rekaman, petinju yang dikenal dengan sebutan ‘The Dragon’ itu ia mengaku sudah cukup lama mengenal sosok Zainal Tayeb.
Hubungan itu kian erat ketika petinju asal Jateng tersebut diizinkan tinggal dan berlatih di sasana milik Zainal yakni Mirah Sasana Boxing Camp (MBC) Kuta dan Banyuwangi.
“Beliau selain memang jiwa sosialnya tinggi juga sangat senang olahraga untuk meningkatkan prestasi,”sebut pemilik nama lengkap Christian John ini.
Peraih gelar juara dunia terlama ini mengaku tidak percaya atas apa yang dituduhkan pada Zainal Tayeb.
Apalagi, korban yang disebutkan dalam kasus ini adalah keponakannya sendiri, Hedar Giacomo Boy Syam.
"Kalau beliau berbuat seperti itu pasti sudah tidak ada lagi tempat untuk beliau. Kenyataannya, teman-teman beliau banyak sekali, baik di Bali atau luar Bali. Beliau baik dengan masyarakat,”ujar peraih gelar juara dunia dari Indonesia setelah Ellyas Pical ini.
“Semoga masalah yang dihadapi Pak Zainal cepat selesai, dan beliau diberi kekuatan dan kesehatan yang baik,”sambungnya.
"Kalau beliau berbuat seperti itu pasti sudah tidak ada lagi tempat untuk beliau. Kenyataannya, teman-teman beliau banyak sekali, baik di Bali atau luar Bali. Beliau baik dengan masyarakat,”ujar peraih gelar juara dunia dari Indonesia setelah Ellyas Pical ini.
“Semoga masalah yang dihadapi Pak Zainal cepat selesai, dan beliau diberi kekuatan dan kesehatan yang baik,”sambungnya.
Baca Juga: Kronologi Pengeroyokan Anak Panti Asuhan di Malang, Dicabuli Diperkosa Hingga Disulut Rokok
Selain itu, sebelum sidang, Zainal juga kedatangan I Nyoman Subanda, akademisi Undiknas, Denpasar, Donal Bagiada, semeton sehobi Bali dan tokoh spiritual Jro Mangku Putra.
“Kebetulan saya juga pengamat sosial politik di Bali sehingga saya sering berinteraksi dengan tokoh, pejabat publik,”kata Subanda menjawab pertanyaan wartawan.
Sebagai bagian dari wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian masyarakat kiprah, sepak terjang, dan fenomena sosial yang dialami Zainal Tayeb tak lepas dari perhatiannya.
“Kebetulan saya juga pengamat sosial politik di Bali sehingga saya sering berinteraksi dengan tokoh, pejabat publik,”kata Subanda menjawab pertanyaan wartawan.
Sebagai bagian dari wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian masyarakat kiprah, sepak terjang, dan fenomena sosial yang dialami Zainal Tayeb tak lepas dari perhatiannya.
Ada yang menarik sambung Subanda selama proses sidang. Pertama, proses pengadilan itu bukan hanya melihat benar dan salah. Ada sensitivitas dari penegak hukum. Ada kepedulian dan pertimbangan lain, seperti pertimbangan meringankan dan memberatkan.
“Itu harus diperhatikan oleh penegak hukum tidak hanya hitam putih. Saya tidak mencampuri urusan pengadilan dan substansinya secara hukum. Saya coba melihat proses ini dari perspektif sosial,”beber Subanda.***
“Itu harus diperhatikan oleh penegak hukum tidak hanya hitam putih. Saya tidak mencampuri urusan pengadilan dan substansinya secara hukum. Saya coba melihat proses ini dari perspektif sosial,”beber Subanda.***