Diadang Ormas PGN, Demo AMP Papua di Bali Ricuh

- 1 Desember 2021, 13:40 WIB
Petugas Kepolisian melerai aksi mahasiswa papua ( AMP ) bentrok dengan dua massa ormas dan pecalang
Petugas Kepolisian melerai aksi mahasiswa papua ( AMP ) bentrok dengan dua massa ormas dan pecalang /PotensiBAdung

PotensiBadung.com - Awal Desember 2021, aksi bentrok mewarnai kota Denpasar, Bali.

Aksi tersebut terjadi tepatnya di seputaran Jalan Puputan Renon menuju perwakilan Konsulat Jenderal Amerika Serikat pagi tadi.

Demo yang berujung bentrok ini rencananya digelar Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dalam memperingati 60 tahun Deklarasi Kemerdekaan Papua Barat.

Baca Juga: Dalam Masalah? Baca Doa Memohon Bimbingan dalam Agama Hindu Beserta Artinya

Baca Juga: Persija Jakarta 2 Kali Kalah Setelah Menang atas Persib Bandung, Berikut Persiapan Angelo Taklukan Persikabo

Para demonstran ini menuntut demiliterisasi, pencabutan perpanjangan otonomi khusus di Papua dan menuntut kebebasan untuk menentukan nasib sendiri bagi rakyat Papua.

APM dalam hal ini menuding Pemerintah Republik Indonesia telah melakukan praktik kolonialisme di tanah Papua.

Baca Juga: Bos PSIS Semarang Simpan Rapat-rapat Sosok yang Diincar Jelang Pembukaan Jendela Transfer, Ini Kisi-kisinya

Baca Juga: Gelandang Asing PSIS Semarang Dicoret? Jonathan Cantillana atau Brian Ferreira, Pemain Baru Segera Trial

Namun, sebelum berkumpul di tempat yang akan direncanakan digunakan untuk melakukan orasi, AMP didatangi sejumlah ormas. Sehingga demo ini berujung bentrok.

Seperti diketahui, dalam video yang telah beredar luas di media sosial ini memperlihatkan aksi AMP saat dihalau petugas melempar batu dan juga menyerang menggunakan kayu.

Baca Juga: Borneo FC Bagikan Kunci Kalahkan PSIS Semarang hingga Persija Jakarta, Persikabo Bisa Mencoba

Baca Juga: PSIS Semarang Incar Pemain Murah, Bukan Makan Konate atau David da Silva, Pilihan Mengarah ke Mantan

Akibat aksi tersebut, sejumlah anggota dari PGN (Patriot Garuda Nusantara) mengalami luka-luka.

“Anggota PGN banyak yang luka-luka akibat kena kayu dan lemparan batu,” ujar Ketua PGN, Gus Yadhi usai bentrok.

Baca Juga: Persija Jakarta Inginkan Pemain Muda, Alessio: Di Indonesia, Klub Kalah Ganti Pelatih

Baca Juga: Curahan Hati Kitman Arema FC, Jauh dari Keluarga demi Nafkah dan Kemenangan Singo Edan

Atas aksi tersebut, pihaknya mengaku akan membuat laporan ke Polda Bali.

“Ini akan kita laporkan, karena laporan yang kemarin juga belum direspon. Nanti kita akan kabarin lagi,” katanya.

Sementara itu, AMP Bali dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRIWP) awalnya akan menggelar orasi di depan Kantor Konsulat Jenderal (Konjen) Amerika Serikat (AS), Bundaran Hang Tuah, Denpasar.

Sekitar pukul 08.00 Wita, massa AMP Bali dan FRIWP mulai bergerak menuju Konjen AS, namun mendapat penghadangan dari massa PGN Bali dan Keris Bali.

Tiga kelompok massa yang berhadapan sempat beradu mulut hingga aksi saling dorong yang memicu terjadinya bentrokan fisik antara tiga kelompok massa.

Baca Juga: Bos PSIS Semarang Simpan Rapat-rapat Sosok yang Diincar Jelang Pembukaan Jendela Transfer, Ini Kisi-kisinya

Baca Juga: Gelandang Asing PSIS Semarang Dicoret? Jonathan Cantillana atau Brian Ferreira, Pemain Baru Segera Trial

Lalu apa alasan penghadangan itu?

"Sesuai pengajuan izinnya, AMP menggelar aksi jam 10.00 Wita, tapi dari jam 06.00 mereka sudah kumpul dan bergerak, sehingga kami menghadang mereka," ucap Pariyadi, Koordinator PGN Bali.

Penghadangan massa AMP Bali terjadi di depan areal SPBU sebelum mal Plaza Renon, Denpasar saat masa AMP mulai beroperasi.

Saling dorong dan luapan sumpah serapah antara tiga kelompok massa tak terhindarkan yang berlangsung hingga belasan menit.

Baca Juga: Persija Jakarta Inginkan Pemain Muda, Alessio: Di Indonesia, Klub Kalah Ganti Pelatih

Baca Juga: Curahan Hati Kitman Arema FC, Jauh dari Keluarga demi Nafkah dan Kemenangan Singo Edan

Tak terima aksinya direcoki dan dibubarkan paksa oleh massa penghadang, massa AMP Bali pun mulai melakukan perlawanan fisik.

Massa PGN Bali dan Keris Bali sempat dibuat kocar-kacir oleh massa Papua yang rata-rata membawa beragam alat tumpul seperti kayu dan bambu.

Selama beberapa menit, kedua kubu massa sempat terlibat aksi saling lempar batu dan benda-benda tumpul lainnya.***

Editor: Hari Santoso


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah