Duka Kesenian Buleleng Ingatkan Penguasa Tidak Sombong dan Stop Eksploitasi Alam

- 28 Juni 2022, 10:20 WIB
Tari Kekelik mengisahkan seekor burung raksasa dengan sifat keangkaramurkaan, sombong, merasa memiliki kekuatan yang besar dengan selalu mengganggu kawanan burung sesapi yang kecil. Tari dan ringannya diciptakan Alm. I Nyoman Durpa pada tahun 1980an
Tari Kekelik mengisahkan seekor burung raksasa dengan sifat keangkaramurkaan, sombong, merasa memiliki kekuatan yang besar dengan selalu mengganggu kawanan burung sesapi yang kecil. Tari dan ringannya diciptakan Alm. I Nyoman Durpa pada tahun 1980an /Disbud Bali

PotensiBadung.com- Byar kebyar byar mewarnai penampilan ketiga sekaa gong dari Den Bukit, Buleleng pada Utsawa (Parade) Gong Kebyar Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-44.

Tiga sekaa gong berbeda jenis dan umur ini tampil di Panggung Ardha Candra Provinsi Bali, Minggu, 26 Juni 2022.

Wajar, karena tabuh-tabuh kekebyaran konon lahir kali pertama di Bali Utara, sehingga menjadi kebanggaan bagi seniman asal Buleleng dalam pergelaran kali ini.

Baca Juga: Jelang Babak 8 Besar, Persib Bandung Miliki Bek Baru Rp5,21 M Pengganti Victor Igbonefo, Duet New Nick Kuipers

Baca Juga: FAKTA Menarik! Persib Ungkap Alasan Daisuke Sato & Ricky Kambuaya Belum Gabung, Gagal Debut di Piala Presiden?

Tampil mebarung dengan tiga sekaa sekaligus menjadikan suasana malam itu semarak.

Semangat membara seniman berpadu dengan riuhnya sorak sorai belasan ribu penonton.

Ketiga sekaa gong duta Kabupaten Buleleng tampil dalam satu panggung. Gong Kebyar Dewasa yang diwakili Sekaa Gong Kebyar Eka Wakya, Banjar Paketan, Desa Adat Buleleng, Kecamatan Buleleng menempati panggung di sebelah kanan panggung terbuka itu.

Gong Kebyar Wanita, Sanggar Seni Wahana Santhi, Desa Umejero, Kecamatan Busungbiu tampil di tengah-tengah depan gapura megah dari panggung berarsitektur tradisional itu.

Halaman:

Editor: Dinda Fitria Sabila

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah