Baca Juga: Jelang Undian Babak 16 Besar Liga Champions, Ini 3 Tim Kuda Hitam yang Diprediksi Juara Musim ini
Kondisi itu, kata Sudarwitha, menjadi tanggung jawab semua pihak demi menjaga kelestarian serta keberadaan subak.
Melalui FGD tersebut lath, lanjut dia, dicarikan solusi untuk menggali serta memecahkan permasalahan yang ada akibat degradasi lahan dan alih fungsi maupun eksistensi subak itu sendiri.
Disebutkan, sebagai salah satu solusi atas permasalah itu, sebut Sudarwitha, maka dilakukan Eco-Cultural Tourism.
Baca Juga: Persija Jakarta Kalahkan Rans Nusantara FC, Riko Simanjuntak Sukses Catatkan Brace
Hal itu dapat dijadikan solusi untuk saling mensinergikan bidang pertanian dan pariwisata dikalangan peradaban subak.
“Eco-Cultural Tourism adalah konsep dimana aspek ekologis, budaya suatu wilayah digabungkan bersama-sama untuk menciptakan surga wisata alam,” kata Kepala Disbud Sudarwitha.
Konsep ini merupakan tujuan wisata, dimana anugerah budaya dan alam menjadi daya tarik utama.