Ketua PHRI Bali Tolak Spa Dikategorikan Sebagai Hiburan: Menimbulkan Rasa Risih

- 10 Januari 2024, 18:27 WIB
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Bali Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati atau akrab dipanggil Cok Ace 
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Bali Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati atau akrab dipanggil Cok Ace  /Rovin Bou

PotensiBadung.com - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Bali Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati atau akrab dipanggil Cok Ace mengatakan PHRI sebagai organisasi induk dari Bali Spa Wellness Indonesia (BSWI) menolak status spa sebagai hiburan.

Sebab terutama spa Bali atau Balines Massage merupakan rerapis kesehatan yang berbasis kearifan lokal. Ada proses healing dan kebudayaan di dalamnya.

Apabila spa dimasukkan dalam kelompok hiburan maka nilai-nilai yang terkandung dalam spa Bali atau Balines Massage itu akan hilang karena stigmanya sudah sebagai hiburan.

Baca Juga: Ciri Orang Terkena Gangguan Sihir Sering Memimpikan Hal Ini, Waspada Jika Sering Mengalaminya!

Baca Juga: Daftar Hari Libur di Pulau Bali Tahun 2024: Libur Nasional, Cuti Bersama, dan Hari Raya Suci Hindu

"Tentu ini sangat memukul industri pariwisata khususnya spa yang sedang kita gencar giatnya sebagai destinasi spa internasional. Ini kan menjadi kontra produktif andaikata spa ini dimasukkan dalam hiburan maka akan menimbulkan rasa risih," ujarnya.

Disebutnya rasa risih itu datang dari para pekerja spa yang sebelumnya adalah terapis kesehatan. Dengan status baru tersebut mereka akan dicap sebagai pekerja hiburan.

Selain itu rasa risih juga akan datang dari para wisatawan yang memang tujuan ke Balines Massage untuk lakukan terapi kesehatan yang mengandung unsur-unsur kebudayaan Bali.

Baca Juga: Daftar Hari Libur di Pulau Bali Tahun 2024: Libur Nasional, Cuti Bersama, dan Hari Raya Suci Hindu

Halaman:

Editor: Pratama


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah