Tapi semua ada konsekuensinya, jika tidak berhati-hati untuk menjaga iman dan kebermanfaatan dari apa yang telah didapatkan.
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَاۤءِ وَالْبَنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْاَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰبِ
Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda.
Harta yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang, Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik. (QS. Al-Imran: 14).
aBaca Juga: Ampunan Allah SWT Itu Sangat Penting dan Mahal, Ustadz Adi Hidayat Imbau untuk Mencarinya saat Hidup
Kehati-hatian yang diingatkan ustadz Adi Hidayat dalam hal ini bahwa jangan sampai dengan kenyamanan itu, imannya jadi tergadaikan.
“Zaman nabi itu, banyak yang kaya, crazy rich, yang kebangetan kayanya, tapi mereka jadikan kekayaannya itu untuk mencari kemuliaan akhirat,” kata UAH.
“Tidak melupakan dunia, mereka dapat fasilitas, kebaikan, kemewahan tapi punya nilai dan arah untuk meraih kemuliaan di sisi Allah SWT,” katanya lagi.
“Yang ideal, bila Anda kaya, kekayaan itu bermanfaat, maslahat dan menjadikan Anda terhormat dihadapan Allah SWT,” kata ustadz Adi Hidayat.