Kitapoleng x Artjog 2022: Teman Tuli dan Suara-suara yang (Tak) Hilang

- 1 Agustus 2022, 21:15 WIB
Anak-anak dari Kitapoleng Bali latihan sebelum berangkat ke Jogja akhir pekan ini
Anak-anak dari Kitapoleng Bali latihan sebelum berangkat ke Jogja akhir pekan ini /PotensiBadung

PotensiBadung.com - Diskriminasi di banyak hal yang masih dialami teman tuli menutup kesempatan mengaktualisasi diri dan menunjukkan perannya dalam masyarakat.

Begitu pula ruang yang terbatas untuk menyampaikan aspirasi, cenderung membuat teman tuli sulit beradaptasi dengan kondisi masyarakat yang dinamis.

Padahal kenyataannya, meski bisu-tuli, mereka memiliki suara yang sama dengan kita. Bahkan tak jarang begitu kontradiktif, bertolak belakang: nungkalik.

Mereka memiliki kemampuan bahkan kemauan yang jauh lebih besar, untuk menghapus sekat dan batas “kekurangan” di dalam diri mereka.

Nungkalik, secara sederhana bisa dimaknai sebagai terbalik, bisa pula bertolak belakang. Karya ini didasari realitas sederhana mengenai kontradiksi yang ada dalam pandangan kultural masyarakat.

Pandangan umum mengenai kekurangan adalah kelemahan, runtuh ketika dibenturkan pada realitas yang sebenarnya.

“Menjadi tuli”, metode yang dilakukan Koreografer Jasmine Okubo dari Kitapoleng Bali menjadi satu pendekatan untuk menyelami kehidupan mereka lebih dalam.

Dan kesenian, menjadi medianya. Kesenian beserta kelenturan yang dimiliki memberi potensi tak terhingga untuk mengekspresikan suara-suara yang tak terdengar; suara-suara yang mengendap di kedalaman diri mereka.

“Kami akan mementaskan pertunjukan Nungkalik di Artjog 2022. Proses ini menjadi menarik, menjadi tantangan tersendiri bagi saya juga seluruh tim produksi Kitapoleng.

Halaman:

Editor: Hari Santoso


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x