Yuk Kenali Perbedaan Virus Covid-19 yang Bermutasi Menjadi Varian Alfa, Beta, Gamma, Delta, Lambda, dan Kappa

- 15 Juli 2021, 09:04 WIB
Illustrasi mutasi virus COVID-19 menjadi varian baru jenis Alfa, Beta, Gamma, Delta, Lambda, dan Kappa.
Illustrasi mutasi virus COVID-19 menjadi varian baru jenis Alfa, Beta, Gamma, Delta, Lambda, dan Kappa. /Pexels.com/Edward Jenner

POTENSIBADUNG.COM – Kasus Covid-19 yang terjadi di Indonesia semakin meningkat.

Bahkan virus Covid-19 kini sudah bermutasi menjadi varian virus baru.

Beberapa diantaranya yang sering kita ketahui akhir-akhir ini adalah virus corona dengan varian delta.

Varian delta muncul pertama kali di India pada Oktober 2020. 

Baca Juga: Ramalan Shio Besok Kamis 15 Juli 2021 untuk Shio Ayam, Shio Macan, Shio Monyet, dan Shio Babi

Baca Juga: Ramalan Shio Besok Kamis 15 Juli 2021 untuk Shio Naga, Shio Tikus, Shio Kambing, dan Shio Kelinci 

Ini merupakan varian yang paling mudah dan cepat penularannya.

Munculnya jenis varian baru pada virus corona menunjukkan adanya perbedaan gejalanya.

Menurut pakar dan institusi kesehatan di seluruh dunia, termasuk WHO, virus corona telah bermutasi menjadi varian virus baru, beberapa diantaranya adalah varian Alfa, Beta, Gamma, Delta, Lambda, dan Kappa.

Varian virus baru tersebut telah menyebar luas ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. 

Baca Juga: Ramalan Shio Besok Kamis 15 Juli 2021 untuk Shio Kerbau, Shio Kuda, Shio Anjing, dan Shio Ular 

Baca Juga: Ramalan Peruntungan Shio Monyet, Shio Babi, Shio Kerbau, dan Shio Naga Untuk Kamis, 15 Juli 2021 

Apa saja perbedaan dari banyaknya jenis virus di atas serta gejalanya? Yuk simak perbedaannya di bawah ini:

1. Varian Alfa (B. 1.1.7)

Pertama kali ditemukan di Inggris pada September 2020.

Tingkat penularannya lebih cepat sekitar 43% sampai 90% dari virus corona sebelumnya.

Berpotensi menimbulkan gejala berat dari virus corona jenis awal dan beresiko lebih tinggi menjalani rawat inap.

Gejala dari virus corona varian ini umumnya lebih ringan apabila terpapar pada orang yang sudah menerima vaksin Covid-19. 

2. Varian Beta (B. 1.351)

Pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada Mei 2020.

Gejala dari virus ini mirip dengan virus corona pada umumnya.

Beresiko menyebabkan gejala berat Covid-19.

Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa gejala pada varian ini cenderung lebih ringan apabila terpapar pada orang yang telah menerima vaksin Covid-19, seperti Sinovac, Pfizer, dan Moderna.

3. Varian Gamma (P. 1)

Pertama kali ditemukan di Brazil pada November 2020.

Cenderung kebal terhadap pengobatan Covid-19.

Varian ini diketahui dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan varian Beta.

Evektifitas vaksin untuk varian ini masih belum diketahi jelas dan masih terus diteliti.

4. Varian Delta (B.1.617.2)

Pertama kali ditemukan di India pada Oktober 2020.

Tingkat penularannya lebih cepat sekitar 30% sampai 100% dari varian Alfa.

Berpotensi membutuhkan perawatan inap hampir dua kali lipat dari varian Alfa.

Varian ini sudah menyebar ke-74 negara dan sudah menjadi varian dominan di India dan Inggris.

Berdasarkan hasil peneliat, ada dua kemungkinan mengapa varian ini lebih mudah menyebar adalah karena varian Delta lebih cepat berkembang biak dan kuat melawan imunitas tubuh manusia. 

Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa vaksin Covid-19, seperti Astrazenca dan Pfizer dinilai mampu melindungi dari virus varian Delta sekitar 60%-79% setelah pemberian penuh sebanyak dua dosis.  

5. Varian Lambda (C. 37)

Pertama kali ditemukan pada Desember 2020 di Peru dan beberapa negara lain di Amerika Latin dan telah menyebar ke Eropa dan Inggris.  

Varian ini masih diteliti lebih lanjut tingkat penularan dan keparahan infeksinya.

Namun, tingkat penularan varian ini tidak jauh berbeda dari virus corona sebelumnya berdasarkan laporan kasus yang telah terjadi.

Beberapa riset menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 mampu melindungi dari paparan virus varian ini.

6. Varian Kappa (1.617.2)

Pertama kali ditemukan di India pada 2020 dan diketahui telah masuk ke Indonesia pada Juli 2021.

Varian ini memiliki pola mutasi yang mirip dengan varian Delta.

Efektifitas vaksin dan pengobatan untuk virus varian ini masih terus diteliti.

Sama halnya seperti varian Lambda, varian Kappa ini masih dalam kategori variant of interest (masih diteliti lebih lanjut tingkat penularan dan keparahan infeksinya) oleh WHO.  

Baca Juga: WNA Terjaring Razia, Satu Diperiksa, Enam Lainnya Kena Denda 

Baca Juga: Pertandingan Piala Eropa dan Kekecewaan Dua Pangeran 

Itulah perbedaan dari beberapa virus Covid-19 yang telah bermutasi menjadi beberapa varian baru yang harus Anda kenali.

Sementara itu, gejala pada virus Covid-19 varian baru ini tidak jauh berbeda dengan gejala virus Covid-19 pada umumnya, yaitu seperti batuk kering, demam melebihi 37,7 derajat Celcius, sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri otot, menggigil, mual, muntah, diare, mulut kering, sariawan dan anosmia (kehilangan indera penciuman dan perasa).

Namun, pada kasus tertentu varian baru ini juga dapat menimbulkan gejala berat, seperti sesak napas, dada berdebar, nafsu makan berkurang, dan turunnya kesadaran.

Pada umumnya gejala berat biasanya muncul pada kelompok lansia atau penderita yang memiliki penyakit penyerta, seperti diabetes, darah tinggi, dan asma.

Beberapa varian baru di atas ada yang sudah masuk ke Indonesia, terutama varian Delta yang akhir-akhir ini telah kita ketahui.

Sebagai pencegahan agar tidak terpapar virus Covid-19 varian apapun, tetap jaga kesehatan dan jalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona dengan selalu memakai masker, jaga jarak, hindari kerumunan dan rajin mencuci tangan.***

 

Editor: Mifta Putra

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah