PotensiBadung.com – Nabi Yusuf AS adalah seorang Birokrat, ia diangkat oleh raja Mesir ketika sudah dewasa, setelah terbawa arus kehidupan hingga jauh ke sana.
Keterangan mengenai jabatan nabi Yusuf AS ini, dapat diketahui dari salah satu ayat yang terdapat di dalam Al-Qur’an, surat Yusuf 54 dan 55.
Potensi Badung mengutipkannya dari kanal You Tube Adi Hidayat Official, Senin 6 September 2021.
وَقَالَ الْمَلِكُ ائْتُوْنِيْ بِهٖٓ اَسْتَخْلِصْهُ لِنَفْسِيْۚ فَلَمَّا كَلَّمَهٗ قَالَ اِنَّكَ الْيَوْمَ لَدَيْنَا مَكِيْنٌ اَمِيْنٌ
Dan raja berkata, “Bawalah dia (Yusuf) kepadaku, agar aku memilih dia (sebagai orang yang dekat) kepadaku.” Ketika dia (raja) telah bercakap-cakap dengan dia, dia (raja) berkata:
Baca Juga: Ustad Adi Hidayat : Lakukan yang Fardhu saja, Arab Badui Berharap Masuk Surga
Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Soal Amal Shalih : Sertakan Allah di Tiap Langkah
“Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi di lingkungan kami dan dipercaya.” (QS. Yusuf:54).
Dari ayat di atas, kita dapat mengetahui bahwa nabi Yusuf AS, tidak hidup pada zaman Fir’aun. Tapi jauh sebelum itu. Hal ini ditunjukkan dengan kata Al-Malik (الْمَلِكُ) yang artinya Raja.
Nama seorang pemimpin yang berkuasa di Mesir saat itu, belum menggunakan kata Fir’aun, tetapi masih menggunakan kata Malik atau Raja, sebagai pengaruh akulturasi bahasa dari negeri Asia.
Ayat diatas juga menegaskan jabatan yang nabi Yusuf AS emban sebagai Birokrat, ditunjukan dengan kata Makiin (مَكِيْنٌ) atau ‘berkedudukan tinggi’.
Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Bocorkan Cara untuk Mendapatkan Rizki Tanpa Henti, dari Al-Quran Surat Ibrahim
Baca Juga: Adab di Atas Meja Makan untuk Anak-anak, Ustadz Adi Hidayat: Dekatkan Makanan yang Mereka Sukai
Kata Makiin (مَكِيْنٌ) seakar dengan kata makan (مَكنٌ) atau tempat, jika perintah itu diterima dengan komitmen yang kuat, maka akan menjadi amanah besar, dalam kedudukan yang tinggi.
“Hikmahnya bagi kita semua dalam kehidupan adalah: ketika kita ingin menitipkan amanah, maka pilihlah orang-orang yang kuat komitmennya, dalam menjalankan amanah,” kata ustadz Adi Hidayat.
Lalu, digambarkan juga oleh raja bagaimana ia harus menjadi sebagai seorang Birokrat yang ditunjuk, yakni Aamiinun (اَمِيْنٌ), yang dapat dipercaya.
Jadi kata Makiinun aamiin artinya adalah, orang yang diamanahkan jabatan atau pekerjaan, dengan kondisi dapat dipercaya.
Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Sarankan Amalkan Surat Ini untuk Memperlancar Rezeki
Baca Juga: Bagaimana Mengejar Rizki dalam Pandangan Islam, Ustadz Adi Hidayat Menjelaskan
“Setelah itu ditunaikan dengan baik, maka berikan apresiasi, penghargaan atau perhatian, karena hal ini akan mengundang ketersinggungan untuk saling bersaing,” kata ustadz Adi Hidayat lagi.
“Apresiasi ini dimaksudkan, agar mereka, dapat meningkatkan kinerja dari amanah yang ditugaskan,” tambahnya.
Setelah Raja menunjuknya, Amanah besar ini dijawab nabi Yusuf dengan kalimat hafiidzun aliim (حَفِيْظٌ عَلِيْمٌ), atau orang yang pandai menjaga (amanah), lagi memiliki pengetahuan.
قَالَ اجْعَلْنِيْ عَلٰى خَزَاۤىِٕنِ الْاَرْضِۚ اِنِّيْ حَفِيْظٌ عَلِيْمٌ
Dia (Yusuf) berkata, “Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir); karena sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, dan berpengetahuan.” (QS. Yusuf:55).
Kata Hafiidzun (حَفِيْظٌ) adalah bentuk superlatif dari kata Haafidzun, yang maknanya siap melaksanakan tugas yang diamanahkan dengan komitmen kuat.
Baca Juga: Bolehkah Saat Ucapakan Salam Disingkat? Berikut Penjelasan Ustadz Adi Hidayat
Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Ceritakan Bagaimana Harus Berusaha dari Kisah Hajar Istri Ibrahim
Sedangkan kata Aliimun (عَلِيْمٌ) adalah bentuk superlative dari kata Aalimun, yang artinya mengetahui dengan baik apa yang akan diembannya.
“Artinya, seorang karyawan harus faham tentang tugas-tugas yang akan diembannya, mesti mengetahui dan menguasai apa yang diembankan,” kata ustadz Adi Hidayat.
“Jangan sampai kedekatan personal, menjadikan seseorang ditempatkan pada tempat yang ia tidak faham akan tugasnya,” tambah ustadz Adi Hidayat.
Setelah memahami keempat diksi umum dalam Birokrasi yang disampaikan diatas, maka niatkanlah semua amanah sebagai ibadah, agar memiliki nilai dimata Allah SWT.