Berikut 3 Mitos Tentang Vaksin Covid-19, Masyarakat Jangan Mudah Percaya Hoax!

- 12 September 2021, 12:14 WIB
ILUSTRASI Resmi, Jenis Vaksin Covid-19.
ILUSTRASI Resmi, Jenis Vaksin Covid-19. /Unsplash/Towfiqu barbhuiya/

 

PotensiBadung.com – Pemerintah terus gencar menggalakkan vaksinasi Covid-19 untuk seluruh masyarakat Indonesia. 

Namun, tak sedikit masyarakat yang bingung akibat maraknya rumor atau mitos yang beredar mengenai vaksin Covid-19 beberapa waktu ini.  

Hal tersebut membuat beberapa masyarakat takut, ragu, dan tidak yakin untuk melakukan vaksinasi Covid-19.  

Padahal vaksinasi ini dilakukan bertujuan untuk membangun herd immunity atau kekebalan kelompok, sehingga dapat menekan angka penyebaran virus Covid-19.    

Baca Juga: Menteri Agama Canangkan Universitas Hindu Menuju World Class University, 

Baca Juga: Bagaimana Hukumnya Begadang dalam Tinjauan Agama, Begini Penjelasan Ustadz Budi Ashari 

Satgas Penanganan Covid-19 pun menghimbau kepada masyarakat untuk jangan langsung percaya pada informasi yang belum jelas kebenarannya di media sosial maupun pesan berantai. 

Agar tidak terjebak berita hoaks yang beredar, simak apa saja mitos-mitos tentang vaksin Covid-19 dibawah ini: 

1. Menimbulkan Kemandulan

Vaksin Covid-19 yang telah disuntikkan kepada penerimanya dapat menyebabkan risiko infertilitas atau kesuburan, gangguan tersebut berupa kemandulan bagi wanita. 

Mengenai hal ini, ahli vaksin yang berspesialisasi dalam bidang epidemiologi pneumokokus, Dr. Katherine O'Brien menjelaskan bahwa vaksin yang diberikan tidak dapat menyebabkan kemandulan.

“Ini adalah rumor yang telah beredar tentang banyak vaksin yang berbeda dan rumor tersebut tidak benar. Tidak ada vaksin yang menyebabkan kemandulan,” kata Kate dalam sesi wawancara Episode 24 tentang Vaccine myths vs science bersama World Health Organization (WHO).  

2. Mengubah DNA

Deoxyribonucleic Acid (DNA) adalah materi genetik yang menentukan sifat dan karakteristik fisik seseorang disebut akan berubah setelah vaksin Covid-19 disuntikkan ke dalam tubuh penerimanya.   

Menanggapi hal ini, Kate yang merupakan seorang ahli epidemiologi dan dokter penyakit menular mengatakan bahwa tidak mungkin vaksin dapat mengubah DNA seseorang.

“Kami sudah sering mendengar rumor ini. Kami memiliki dua vaksin sekarang yang disebut sebagai vaksin mRNA, dan tidak mungkin mRNA dapat berubah menjadi DNA sel manusia kita,” kata Kate.

Ia juga menjelaskan bahwa mRNA, itu instruksi tubuh untuk membuat protein.

Kebanyakan vaksin dikembangkan dengan benar-benar memberikan protein atau memberikan komponen kecil dari kuman yang dicoba untuk divaksinasi.

“Dan ini adalah pendekatan baru di mana alih-alih memberikan bagian kecil itu, kami hanya memberikan instruksi kepada tubuh kita sendiri untuk membuat bagian kecil itu dan kemudian sistem kekebalan alami kita meresponsnya,”pungkas Kate. 

Baca Juga: Ramalan Zodiak Keuangan Besok Senin 13 September 2021 untuk Taurus, Gemini, Cancer, dan Leo 

Baca Juga: Ramalan Zodiak Besok Senin 13 September 2021 untuk Leo, Virgo, Libra, dan Scorpio 

3. Terdapat Bahan Kimia yang Membahayakan

Ini merupakan mitos yang paling membuat masyarakat enggan untuk melakukan vaksinasi Covid-19 karena komposisi vaksin didalamnya terkandung bahan kimia berbahaya. 

Kate pun kembali menegaskan bahwa hal ini adalah mitos besar.

Vaksin yang disuntikkan ke penerimanya sudah dipastikan aman dan semua komponen yang masuk ke dalam vaksin diuji secara berat untuk memastikan bahwa semua yang ada di sana, termasuk dosis aman untuk manusia.

“Vaksin memang mengandung sejumlah elemen yang berbeda dan masing-masing telah diuji. Sebelum diberikan kepada manusia, mereka diuji pada hewan dan diuji untuk masalah apapun pada hewan. Dan baru kemudian mereka masuk ke manusia di mana kami menguji dalam uji klinis dengan puluhan ribu orang akhirnya menerima vaksin sebelum mereka diizinkan untuk digunakan di masyarakat umum,” kata Kate.

Menyoal keamanan, sambung Kate, adalah bagian terpenting dari uji klinis tersebut.

Setiap vaksin melewati evaluasi keamanan untuk memastikan bahwa itu aman sebelum digunakan di masyarakat umum.

“Selain itu, pembuatan vaksin memiliki pengawasan kualitas yang konstan sehingga setiap bahan yang masuk ke dalam vaksin dipastikan memiliki kualitas terbaik dan aman untuk digunakan pada manusia,” ujar Kate.   

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta, Minggu 12 September 2021: Keluarga Angga Diancam, Al Cari Tahu Peneror 

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta, Minggu 12 September 2021: Elsa Histeris, Nino Jatuh dari Kursi Roda 

Tiga mitos tersebut cukup membuat heboh di masyarakat saat pemerintah tengah gencar menggalakkan program vaksinasi.

Padahal, vaksinasi dilakukan sebagai salah satu upaya dalam rangka mengatasi pandemi akibat virus Covid-19.

Jika setidaknya 70 persen penduduk di suatu populasi sudah divaksin makan bisa tercapai kekebalan kelompok (herd immunity).

Jadi, jangan gampang menelan informasi hoax ya, lebih baik mencari tahu terlebih dahulu kebenaran informasi yang diperoleh.***

 

Editor: Mifta Putra

Sumber: menpan.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah