Lantas, bagaimana dengan statement bid’ah dan adat kebiasaan atas peringatan maulid yang ada ditengah masyarakat kita sekarang ini?
Ustadz Adi Hidayat menjawab pertanyaan ini dengan bijaksana, menggunakan pendekatan ilmiah yang telah dipaparkan di atas.
“Jika ada seseorang membuat peringatan maulid nabi Muhammad SAW, hanya untuk mengeluarkan anggaran saja, maka ini bid’ah!” tegasnya.
Tapi jika pada hari kelahiran nabi Muhammad SAW kita adakan kajian, untuk pendidikan bagi generasi selanjutnya dan mengenang demi mempertajam keimanan, maka hal ini boleh.
Ekspresi kebahagiaan untuk menyambut kedatangan Rasulullah SAW atau bahkan kebahagiaan atas keberadaannya saja, sudah dilakkukan sejak dahulu kala.
Baca Juga: Ikuti Rasulullah SAW, Maka Ustadz Adi Hidayat Katakan, Manusia akan Dicintai Allah SWT
“Ada yang menyambut kedatangannya dengan salawat badar tanda bahagia, ada juga sahabat yang membuat syair untuk memujinya, dll,” kata ustadz Adi Hidayat menjelaskan.
Eskpresi bahagia ini bahkan telah ada jauh sebelum Rasulullah SAW dilahirkan, seperti pada kandungan ayat Al-Qur’an, yang diberitakan nabi Isa AS dibawah ini.
وَاِذْ قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اِنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْ مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرٰىةِ وَمُبَشِّرًاۢ بِرَسُوْلٍ يَّأْتِيْ مِنْۢ بَعْدِى اسْمُهٗٓ اَحْمَدُۗ فَلَمَّا جَاۤءَهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ قَالُوْا هٰذَا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ