"Sampai akhirnya anak ini menjadi depresi berat dan malu sehingga meninggal dunia," ungkap Ipung mencontohkan.
Contoh kasus di atas, kata Ipung dikarenakan orang tua sebagai benteng pertama dalam melindungi anak-anaknya sudah rapuh karena kurangnya pengawasan dalam semua hal, termasuk pengawasan dalam penggunaan smartphone.
Hal lain yang yang menjadi andil meningkatnya kejahatan dan kekerasan terhadap anak karena kurangnya empati atau kepedulian masyarakat atau orang terhadap anak yang bukan anaknya atau bukan saudaranya.
Baca Juga: Profil Stadion Brawijaya, Home Base Persik Kediri, Stadion yang Pernah Menggelar Liga Champions Asia
"Misalnya, ada kejahatan seksual terhadap anak, kadang walau orang lain melihat, tapi karena itu bukan anaknya atau bukan kerabatnya orang itu cuek dan cenderung masa bodoh. Nah, hal semacam ini seharusnya tidak boleh terjadi," jelas Ipung dengan nada kecewa.
Atas hal ini, Ipung mengajak semua orang, untuk berpikir lebih jernih dan menganggap bahwa semua anak adalah anak saya dan semua anak Indonesia adalah anak saya yang wajib dijaga.
"Karena pada hakikatnya semua anak yang ada di Indonesia adalah anak Indonesia yang harus dijaga demi masa depan bangsa," tegasnya.
Baca Juga: Belum Sepekan Thomas Doll Mulai Panas, Enggan Disalahkan Lagi, Komentari Kinerja Wasit