Baca Juga: Laporkan Persija Jakarta ke FIFA, Marko Simic Yakin Akan Menang, Ini Alasannya
“Persija Jakarta did not pay me my money as agreed in the contract before Covid. During Covid not after Covid had ended. This means that the club is not telling the truth in their statement. I expected something like this from them. Just to be clear, I will fight for my right in front of FIFA and I am sure I am going to prevail,”
“Persija Jakarta tidak membayar gaji saya sebagaimana yang telah disetujui di dalam kontrak sebelum Covid. Selama Covid bukan setelah Covid berakhir. Ini artinya klub tidak mengatakan kebenaran yang sesungguhnya di statemen mereka. Saya sempat menduga sesuatu seperti ini dari mereka. Supaya jelas, saya akan memperjuangkan hak saya di hadapan FIFA dan saya yakin saya akan menang,” kata Marko Simic, 27 April 2022.
Baca Juga: Baru Bergabung, Ricky Kambuaya Berbicara Tekanan di Persib Bandung: Jadi Harus Lebih Siap
Baca Juga: Tak Kunjung Direkrut Arema FC, Samsul Arif Disebut Menuju Persib Bandung, Rumor Transfer Liga 1
Menurut koordinator SOS Akmal Marhali, jika kasus ini dibawa ke FIFA, Persija kemungkinan besar akan kalah seperti kasus Alex Goncalves di Persikabo.
SK PSSI nomor 69 tentang pembatasan gaji 25% tidak memiliki kekuatan hukum yang kuat dalam lex sportiva.
Hal ini dikarenakan kontrak kerja profesional hanya melibatkan klub sebagai entitas komersial dan pemain sebagai pekerja.
Sehingga SK tersebut bertentangan dengan AFC dan FIFA.
Sehingga menurut Akmal solusinya adalah diselesaikan secara kekeluargaan lewat musyawarah.***