PotensiBadung.com - Striker Arema FC Abel Camara menjadi saksi kelam tewasnya beberapa suporter Aremania.
Penyerang asal Portugal-Guinea ini menuturkan kesaksiannya kepada media Portugal, Maisfutebol, usai tewasnya ratusan suporter di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Peristiwa mencekam terjadi usai Abel Camara dkk tak bisa memberikan kemenangan untuk Arema FC kala bersua dengan sang rival, Persebaya Surabaya pada Sabtu, 1 Oktober 2022.
Kepada Maisfutebol ia menjelaskan jika pertandingan derby Jawa Timur ini memang lebih dari sekedar untuk mendapatkan tiga poin.
Menurut Abel, seminggu sebelum pertandingan memang sudah terasa sensasi pertemuan Arema FC dan Persebaya Surabaya.
“Mereka bilang ini adalah permainan hidup dan mati, bahwa kita bisa kalah di setiap pertandingan kecuali yang ini,” kata Abel Camara, dikutip PotensiBadung.com dari Maisfutebol, 3 Oktober 2022.
Baca Juga: Berkaca pada Tragedi Kanjuruhan, Bos Persib Bandung Beri Pesan Menyentuh untuk Bobotoh
Kericuhan pun terjadi usai tim yang berjuluk Singo Edan ini menuai kekalahan di kandang sendiri.
Menurut Abel Camara, para pemain Arema FC pergi untuk meminta maaf kepada suporter usai timnya kalah.
Namun situasi justru mulai tak terkendali, suporter Arema FC mulai memanjat pagar.
Baca Juga: ANEH Gas Air Mata Dilarang FIFA, Kenapa Masih Dipakai di Stadion Kanjuruhan?
Baca Juga: Big Match Persib Bandung vs Persija Jakarta DITUNDA, Apakah Tiket Akan Hangus? Ini Penjelasannya
“Sejak saat itu kami mulai mendengar tembakan, mendorong. Kami memiliki orang-orang di dalam ruang ganti yang terkena gas air mata dan meninggal tepat di depan kami,” ujarnya.
“Kami memiliki sekitar tujuh atau delapan orang tewas di ruang ganti,” lanjutnya.
Menurut pemain asal Portugal ini, timnya berada di ruang ganti pemain selama empat jam sebelum akhirnya semua suporter bisa keluar.
Abel Camara mengatakan jika ketika situasi sudah tenang dan bisa meninggalkan stadion, ia melihat darah, sepatu kets, pakaian yang bertebaran dia aula stadion.
Situasi mencekam terjadi hingga area luar Stadion Kanjuruhan, Malang.
“Ketika kami meninggalkan stadion dengan bus, ada mobil sipil dan polisi yang terbakar,” tambahnya.
Kejadian ini memang menjadi duka cita mendalam bagi sepak bola Indonesia, bahkan dunia.
Beberapa akun resmi seperti FIFA, La Liga, hingga Real Madrid dan lainnya telah menyampaikan duka cita mendalam atas tragedi yang terjadi di Kanjuruhan.
Hingga Minggu siang, 2 Oktober 2022, menurut data BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jawa Timur menyatakan jika korban meninggal telah mencapai 174 orang.***