Alasan Putin Berani Memulai Perang, Pengamat Endus Imbas Politik Dagang China

27 Februari 2022, 07:49 WIB
Mimpi besar menghimpun kekuatan sebagaimana kebesaran Uni Soviet pada 1991 adalah diduga menjadi ambisi Putin. Akan tetapi, dia melihat jika Rusia masih takut pada China. Bahkan Uni Soviet yang dulu sangat kuat, takut akan invasi China selama tahun 1970-an dan 80-an. /Ilustrasi Reuters/ Reuters tv/

PotensiBadung.com - Akademisi Universitas Nasional Australia, Dr Leonid Petrov mengatakan Vladimir Putin memiliki keinginan besar menguasai perbatasan.

Mimpi besar menghimpun kekuatan sebagaimana kebesaran Uni Soviet pada 1991 adalah diduga menjadi ambisi Putin.

Akan tetapi, dia melihat jika Rusia masih takut pada China. Bahkan Uni Soviet yang dulu sangat kuat, takut akan invasi China selama tahun 1970-an dan 80-an.

Baca Juga: Peperangan Mimpi yang Nyata, Presiden Ukraina: Malam Ini akan Menjadi Sulit

Maka dari itu, jika negara Barat ingin berdamai dengan China, terutama AS mengakhiri perang dagangnya dengan China, dipastikan Putin akan berpikir dua kali untuk memulai peperangan.

Putin memiliki tenaga untuk berperan lantaran hubungan dagan Chinda dan Barat, juga Amerika sedang renggang.

Selain itu, Dr Leonid Petrov menilai jika Ukraina akan sendiri dalam menghadapi konsekuensi melawan Rusia.

Baca Juga: Presiden Ukraina Bersumpah Pertahankan Ibu Kota, Tolak Mentah-Mentah Tawaran Evakuasi AS

Pengamat menilai, negara-negara barat tidak akan sanggup membangkan jika Putin yang emosinya sedang tidak setabil lalu menekan tombol nuklir, maka semua selesai.

Negara-negara Barat dikabarkan tidak akan bisa menghentikan serangan Rusia ke Ukraina.

Dikatakan seorang ahli asal Australia, Dr Leonid Petrov, alasan Barat tidak sanggup membantu Ukraina lantaran Rusia memiliki senjata nuklir.

Baca Juga: Pendukung Persebaya yang Jadi Korban Pembacokan Berangsur Membaik, Bonek Sebut Terduga Pelaku Sudah Ditangkap

Senjata nuklir Rusia adalah alasan utama negara Barat tidak berani menghentikan invasi Rusia ke Ukraina.

"Vladimir Putin memiliki senjata nuklir dan tidak ada yang benar-benar berani menghadapi Rusia yang bersenjata nuklir. Putin tidak dalam kondisi pikiran yang stabil,” ujarnya seperti dikutip dari Daily Mail.

Ia menyebutkan, negara Barat tidak dapat menghentikan Rusia untuk masuk ke Ukraina dan itu mungkin hanya langkah pertama dalam rencana invasi yang jauh lebih besar.

Baca Juga: Promo Paket Nyepi di Bali, Begini Imbasnya Terhadap Okupansi Hotel, PHRI Sebut Potensi Local Market Kecil

“Vladimir Putin tidak bisa dihentikan oleh Barat. Saya percaya dunia sekarang berada di ambang konflik besar yang baru,” katanya seperti dikutip dari berita depok.pikiran-rakyat.com berjudul Negara Barat Tak Bisa Hentikan Serangan Rusia ke Ukraina, Hanya Negara Ini yang Ditakuti Vladimir Putin.

Dr Leonid Petrov lantas khawatir atas serangan Rusia ke Ukraina.

Menurutnya serangan ke Ukraina bisa menjadi awal dari ekspansi Rusia yang bergulir ke negara-negara tetangga seperti Estonia, Latvia, Lithuania, dan bahkan Polandia.

Dia yakin Presiden Vladimir Putin yang membangkang sangat ingin memulihkan wilayah era Soviet Rusia, dan mungkin juga menargetkan tetangganya di Asia Tengah.

"Untuk lebih bersahabat dengan China mungkin akan menjadi langkah cerdas bagi Barat. China lebih rentan terhadap tatanan dunia berbasis aturan daripada Rusia,” katanya.

Ia menjelaskan, China adalah sekutu dan teman yang jauh lebih mungkin bagi negara barat daripada Rusia.

Akan masuk akal untuk mengakhiri perang dagang yang tidak masuk akal ini dan China akan menjadi sekutu besar bagi negara barat.

"Mereka mungkin akan berperan sebagai sheriff lokal," katanya.

Lalu, mengenai upaya negara barat untuk mengisolasi Vladimir Putin melalui ancaman dan sanksi menurutnya tidak berdampak besar.

Justru sanksi tersebut yang diinginkan oleh Rusia atas serangan ke Ukraina.

“Rusia akan dikenakan sanksi yang lebih agresif dan saya yakin Moskow akan dikucilkan secara diplomatis oleh komunitas internasional. Tapi saya pikir itulah yang diinginkan Presiden Vladimir Putin. Dia ingin isolasi, dia ingin memerintah Rusia tanpa batas. Dia tidak perlu diintegrasikan dengan ekonomi atau komunitas dunia,” katanya.***Filio Duan/depok.pikiran-rakyat.com

Editor: Mifta Putra

Sumber: Depok.pikiran-rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler