Kanal Youtobe Case Closed Hilang, Gendo Duga Ada yang Memobilisasi Laporan

1 Maret 2022, 16:06 WIB
Wayan Suardana alias Gendo ( tengah ) saat berdiskusi di Kubu Kopi /Hari Santosa

PotensiBadung.com - Secara mendadak akun Youtobe Case Close ditakedown dan hilang secara permanen dari akun Youtobe.

Sejumlah aktivis menduga jika ada pihak-pihak yang memobilisasi untuk melaporkan ke youtobe sehingga langsung hilang.

Pengelolaan akun Case Closed Erik S yang seorang seniman ini mengaku terkejut dengan hilangnya akun tersebut.

Baca Juga: GRATIS! Link Live Streaming Witan Sulaeman dan Egy Maulana Vikri Berlaga di Liga Fortuna Nanti Malam

Baca Juga: Robert Alberts Akui Paham Permainan Lawan,  Persib Siapkan Strategi Berbeda, Macan Kemayoran Patut Waspada!

Padahal kata dia akun ini banyak menyiarkan isu-isu yang berkaitan dengan publik, termasuk juga memberikan edukasi kepada masyarakat.

Para pihak yang diundang selama ini juga dari kalangan penegal hukum seperti dari BNN, pihak kejaksaan, serta para seniman Bali.

Erik menjelaskan kanal/akun Cased Closed diketahui hilang pada Rabu (23/2) lalu. Anehnya menurut Erik, biasanya yang ditakedown hanya konten video yang dinilai melanggar aturan main YouTube. Tapi dalam kasus case closed, seluruh akun hilang.

Baca Juga: Lawan Persib Bandung di Partai Penuh Gengsi, Skuat Persija Bergantung Pada Faktor Non Tehknis Ini

Baca Juga: Bagaimana Cara Berdakwah Jika Bukan Seorang yang Ahli Agama? Begini Kata Ustadz Adi Hidayat

"Setelah akun tersebut hilang baru muncul pemberitahuan (dari YouTube). Kalau, dilihat dari kontennya tidak ada yang merugikan publik atau menyesatkan," kata Erik saat diskusi di Warung Kubu Kopi, Denpasar pada Selasa (1/3).

Dia menjelaskan dari 18 edisi yang sudah tayang, materinya berisi tentang edukasi publik dengan menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya.

Misalnya kepala Badan narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali, Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi (Wakajati Bali), penggiat budaya, ketua komisi perlindungan anak daerah Bali serta narasumber lainnya yang menyajikan materi edukasi bagi publik.

"Kita akan banding, sampaikan surat permohonan maaf supaya akun kita muncul kembali. Tapi ini tiba-tiba hilang, padahal materinya membicarakan masalah atau kepentingan publik," ujar Erik.

Baca Juga: Iktikad Baik, Manajemen Arema FC Beri Donasi Korban Pembacokan Lumajang meski Belum Tentu Pelakunya Aremania

Bagi Erik sendiri hal ini sangat merugikan dari sisi pengembangan kreatifitas dan kebebasan berdemokrasi. Bagi dia Case Closed bukan hanya akun YouTube semata. Tapi karya yang membutuhkan waktu, pikiran dan kerja keras untuk mewujudkannya.

"Kalau ditanya soal kerugian tentu di proses kreatif dan data. Karena narasumber yang kita undang susah sekali menjadwalkan waktu. Dulu seminggu dua kali, setelah berjalan dia bulan jadi seminggu sekali," ucap Erik.

Sementara itu, aktivis Wayan "Gendo" Suardana menyayangkan hilangnya akun Kanal Closed. Menurut pria yang pernah menjadi narasumber di Kanal Cased Closed, materi yang disajikan sangat memperhatikan asas atau norma-norma yang berlaku di publik.

Baca Juga: Dicomot Shin Tae yong ke Piala Dunia U-20, Persija Kehilangan 8 Pemain, Persib Bandung 3 Pilar di El Classico

Sama sekali tidak ada materi yang sensitif atau berbahaya bagi publik apalagi menyesatkan.

"Saat mendengar kabar akunnya hilang terus terang saya kaget. Materi di Case Closed jauh dari ketidak pantasan, benar 'menyesatkan' tapi menyesatkan ke jalan yang benar," terang Gendo.

Kata Gendo jika mencermati Subscriber Case Closed yang belum mencapai 1.000 dan materinya tidak berbahaya, tentu sangat janggal ketika ditakedown.

"Kalau dilihat dari subscribernya kan belum begitu besar. Tidak ada konten yang viral dan memicu perdebatan apalagi berbahaya. Jadi kalau, sampai, ditakedown ya agak aneh," ujar Gendo.

Baca Juga: Bobotoh Minta Pemain Persib Bandung Nick Kuipers untuk Belajar Bahasa Indonesia, Ini Alasannya

Mengacu pada jumlah subscriber dan materi yang "tidak berbahaya" Gendo menduga ada pihak tertentu yang memobilisir laporan agar akun Case Closed ditakedown. Karena itu dia menilai adanya penghilangan akun seperti ini bisa mengancam demokrasi. ***

Editor: Hari Santoso

Tags

Terkini

Terpopuler