Raih 225 Medali Nasional dan Internasional, Prof. Damriyasa Sebut SMAN Bali Mandara Gagal

24 Mei 2022, 00:37 WIB
LEPAS DARI KEMISKINAN: Dari hidup di bawah garis kemiskinan, siswa SMAN Bali Mandara mampu membuktikan diri sehingga tampil sebagai pemenang di sejumlah kejuaraan baik dalam maupun luar negeri. /Kadek KS/PotensiBadung

PotensiBadung.com - Model pendidikan spesial khas SMAN Bali Mandara yang diapresiasi oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia pada Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Joko Widodo-K.H Ma'ruf Amin, Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A segera berakhir. Meski sempat berjanji akan mempertahankan SMA Negeri Bali Mandara semasa kampanye, Gubernur Bali Wayan Koster berbalik 180 derajat.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali itu kukuh menghapus keistimewaan SMAN Bali Mandara mulai Tahun Akademik 2022/2023.

Melalui Koordinator Kelompok Ahli Pembangunan Provinsi Bali, Prof. Dr. I Made Damriyasa, sebuah kebijakan baru dikeluarkan dalam pengelolaan SMA/SMK/SLB se-Bali, Minggu, 22 Mei 2022. Prof. Damriyasa bahkan secara tegas menyebutkan SMA Negeri Bali Mandara tidak lebih baik dibandingkan sekolah lain dengan beberapa indikator perbandingan.

Baca Juga: Gagal Raih Kampiun Bersama Liverpool, Divock Origi Pilih AC Milan untuk Menangkan Scudetto di Musim Depan

Baca Juga: Teka Paku Alam Dipastiikan Absen, Fitrul Dwi Rustapa Siap Bersaing dengan Made Wirawan? Begini Prediksinya

Prof. Damriyasa membandingkan pengelolaan dan pencapaian prestasi SMAN/SMKN Bali Mandara dengan SMAN/SMKN reguler. Dijabarkan bahwa dari segi satuan pembiayaan, SMAN Bali Mandara sebesar Rp 20 Juta per siswa per tahun. Sementara SMAN reguler hanya sebesar Rp 0,7 Juta (Rp 700.000) per siswa per tahun. Sedangkan SMKN Bali Mandara sebesar Rp 22 juta per siswa per tahun. Sementara SMKN Reguler hanya sebesar Rp 0,9 Juta (Rp. 900.000) per siswa per tahun.

Sejumlah poin juga dijabarkan Koordinator Kelompok Ahli Pembangunan Provinsi Bali yang digaji dari APBD Bali itu.

Pertama, sangat jelas terlihat, ternyata satuan biaya SMAN/SMKN Bali Mandara jauh lebih tinggi mencapai 20 kali lipat dibandingkan satuan biaya SMAN/SMKN Reguler.

Baca Juga: Kejeniusan Paolo Maldini dalam Bongkar-Pasang Skuad AC Milan Hingga Raih Juara, PSG dan Inter Jadi Pembuangan

Baca Juga: Masih Ingat Perkataan Hakan Calhanoglu saat Tinggalkan AC Milan dan Pilih Inter Milan? Tolak Gaji 4 Juta Euro

Kedua, siswa SMAN/SMKN Bali Mandara diasramakan dan semua kebutuhan biaya pendidikan ditanggung APBD. Sedangkan siswa SMAN/SMKN Reguler tidak mendapat perlakuan seperti itu.

Ketiga, capaian prestasi lulusan SMAN Bali Mandara diukur dari persentase lulusan yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri, ternyata lebih rendah dibandingkan dengan beberapa SMAN Reguler.

“Rata-rata persentase lulusan SMAN Bali Mandara, tahun 2018-2021 yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri sebanyak 40%. Sedangkan persentase lulusan SMAN Reguler yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri justru lebih tinggi, seperti SMAN 1 Tabanan sebanyak 45%, SMAN 1 Singaraja sebanyak 50%, SMAN 1 Denpasar sebanyak 52%, bahkan SMAN 4 Denpasar mencapai 68%,” ungkapnya.

Baca Juga: Dua Alasan Scudetto AC Milan Terasa Sangat Istimewa, Buat Dua Tim Besar Sakit Hati, Salah Satunya Inter Milan?

Baca Juga: Dibanggakan Menteri Jokowi, SMAN Bali Mandara Justru Dipreteli Pemprov Bali, Ini Kata Pengamat

Keempat, sedangkan capaian prestasi lulusan SMKN Bali Mandara diukur dari persentase lulusan yang bekerja dan berwirausaha, ternyata hampir sama dengan SMKN Reguler. “Rata-rata persentase lulusan SMKN Bali Mandara, tahun 2018-2020 yang langsung bekerja sebanyak 68,4%, ternyata hampir sama dengan lulusan SMKN Reguler seperti SMKN 1 Tabanan sebanyak 68,2%. Rata-rata persentase lulusan SMKN Bali Mandara, tahun 2018 - 2020 yang berwirausaha sebanyak 4,1%, ternyata justru lebih rendah dari lulusan SMKN Reguler seperti SMKN 1 Singaraja sebanyak 10,3%,” sambung Rektor UNHI Denpasar jebolan Universitas Udayana tersebut.

Kelima, dengan satuan biaya yang jauh lebih tinggi, secara umum lulusan SMAN/SMKN Bali Mandara ternyata tidak lebih baik dari lulusan SMAN/SMKN Reguler, sehingga kurang efektif, tidak efisien, dan tidak berkeadilan.

Keenam, tidak semua lulusan SMAN Bali Mandara memiliki kepastian untuk diterima di Perguruan Tinggi, mengingat tidak ada Perguruan Tinggi yang secara khusus menampung semua mahasiswa dari keluarga kurang mampu, sehingga pendidikannya tidak berlanjut. (***)

Editor: Hari Santoso

Tags

Terkini

Terpopuler