Menyikapi seabrek masalah dan ungkapan bahwa tak semua orang yang di penjara bersalah sebagaimana diakui oleh oknum petinggi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Erick mengaku jiwa senimannya terpanggil untuk ngayah alias menggarap film dokumenter tanpa bayaran sepeserpun.
“Ya seperti ada nenek-nenek yang gara-gara sandal jepit dipenjara. Ini kan karena masalah perut. Mereka sebenarnya salah secara hukum, tapi secara logika menurut saya tidak harus dipenjara. Cukup menerima hukuman sosial saja. Saya harap hukuman sosial diterapkan di negara ini dan penjara khusus untuk mereka yang melakukan tindak kriminal yang tidak bisa ditoleransi. Kalau masih bisa ditoleransi ya kenapa tidak hukuman sosial saja? Akhirnya penuh kan penjara? Over kapasitas sampai 500 persen seperti di Lapas Kerobokan?” tandasnya.
Bagaimana jika seorang tertarik gabung ANTRABEZ kemudian sengaja melakukan tindakan kriminal agar masuk ke Lapas Kerobokan? Erick menjawab serius.
“Janganlah-jangan. Jika ada yang memiliki pikiran demikian lebih baik urungkan. Janganlah, jangan. Kalau JRX SID kan memang sudah terkenal duluan. Tapi karena memang JRX tersandung kasus hukum yang kita tidak duga-duga sebelumnya ya akhirnya dia dipenjara. Tapi kalau ada musisi yang berpikir susah terkenal lalu sengaja masuk penjara biar bisa gabung dengan ANTRABEZ, itu jangan sampai terjadi. Film dokumenter ini tidak ditujukan agar orang-orang semangat masuk penjara,” pesannya. (***)