Akun IG BEM Unud Diretas Usai Kritik Politik Dinasti Jokowi: 'Politik Sayang Anak'

- 18 Oktober 2023, 17:00 WIB
IG BEM UNUD Diretas
IG BEM UNUD Diretas /Ist/


PotensiBadung.com - Laman instagram resmi BEM Unud @bem_udayana diretas oleh pihak yang tidak bertanggung jawab pada Selasa, (17/10/2023) sekitar pukul 02.00 WITA.

Peretasan itu terjadi beberapa jam setelah BEM Unud mengkritik keras politik dinasti Jokowi dengan memposting meme Jokowi sedang menggendong Gibran Rakabuming Raka dengan dituliskan "Politik Sayang Anak Ala Jokowi".

Dalam meme tersebut ada juga Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman yang juga merupakan ipar dari Jokowi. Adanya Anwar Usman dalam meme tersebut berkaitan dengan putusan MK yang memungkinkan Gibran Rakabuming Raka menjadi bursa pencalonan capres-cawapres pada pemilu 2024.

Baca Juga: Terdampak Asap Dari Kebakaran TPA Suwung, Apakah Masyarakat Bisa Menggugat Pemerintah?

"Kami kecewa dengan diterima sebagian permohonan yang diajukan terkait batas usia capres-cawapres," tegas Presiden Bem Unud, I Putu Bagus Padmanegara melalui pesan WhatsApp.

"Dini hari tadi, sekitar pukul 02.00 WITA tiba-tiba akun instagram kami logout dari seluruh perangkat yang terhubung, dan tiba-tiba masuk notifikasi ganti password ke surel kami," sambungnya.

Hingga saat ini, kata Padma, akun instagram tersebut belum bisa di akses. Dia menilai cara ini tentu sama sekali tidak dibenarkan dan telah membunuh kebebasan berpendapat, apalagi suara kritis dari mahasiswa.

Baca Juga: Segera Jadi Bapak, Selebrasi Gol Witan Sulaeman Jadi Sorotan saat Timnas Indonesia Bantai Brunei Darussalam

"Saya benar-benar mengecam segala bentuk pembungkaman dari siapapun. BEM Udayana tegak lurus mengawal segala kebijakan dari pemerintah, baik eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Bahwa hadirnya kritik dari kami, menandakan kami muak melihat kondisi pemerintahan hari ini."

"Kami benar-benar marah, dengan upaya pembungkaman yang kami rasa sudah diluar batas wajar, beberapa waktu lalu kawan kami BEM UI juga sempat diretas twitternya, dan bahkan hingga kini masih belum bisa diakses. Tentu ini menandakan kemunduran demokrasi di Indonesia," tandas Padma. 

Editor: Imam Reza


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah