Seberapa Efektif Vaksin COVID terhadap Varian Baru?

- 4 April 2021, 00:26 WIB
Ilustrasi vakin COVID 19
Ilustrasi vakin COVID 19 /Pixabay/ Hakan German

POTENSIBADUNG.COM - Sejak wabah virus covid-19 datang, dunia tetap dalam keadaan waspada. Meskipun demikian, peluncuran vaksin telah dilihat sebagai secercah harapan dan jutaan orang telah mengambil suntikan COVID mereka. Tapi pertanyaannya masih ada, apakah vaksin itu efektif melawan varian baru atau tidak?

COVID-19 atau SARs-COV-2 adalah keluarga besar virus yang sudah ada sejak lama. Meskipun sudah lebih dari setahun sekarang, sejak virus korona baru memengaruhi kita, jenis virus pertama yang diketahui yang dinamai "VUI 202012/01", ditemukan di tenggara Inggris. Menurut para ilmuwan di Inggris Raya, varian Kent dikatakan terdiri dari mutasi genetik pada protein yang dapat menjadi penyebab penyebaran virus dengan cepat dan mudah di antara manusia.

Virus Afrika Selatan bernama 501Y.V2, dilaporkan pada 18 Desember di Afrika Selatan. Mirip dengan varian Inggrisnya, mutasi Afrika Selatan juga dikatakan lebih menular dibandingkan P.1 atau varian Brazillian adalah yang pertama kali terdeteksi pada awal Januari 2021 pada pelancong dari Brazil yang diuji saat memasuki Jepang.

Baca Juga: Ini Faktor Risiko Baru Terkait Peningkatan Risiko Infeksi COVID-19

Baca Juga: Peneliti: Lansia Lebih Mungkin untuk Terinfeksi Kembali COVID-19

Ini termasuk beberapa mutasi protein lonjakan kunci yang ada di kedua varian yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan.

Menurut studi yang dilakukan oleh National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAI), vaksin virus corona dapat melindungi dari varian COVID baru. Penelitian yang dipimpin oleh staf ilmuwan NIAID Andrew Redd, mengevaluasi dan menganalisis sampel sel darah putih dari 30 orang yang terinfeksi virus COVID-19 dan pulih darinya sebelum munculnya varian di berbagai belahan dunia.

Ditemukan bahwa sel-T tetap aktif melawan virus dan tanggapannya sebagian besar tetap utuh dan dapat mengenali hampir semua mutasi dalam varian yang diteliti, menurut para ahli.

"Sementara studi yang lebih besar diperlukan, para peneliti mencatat bahwa temuan mereka menunjukkan bahwa respons sel T pada individu yang sembuh, dan kemungkinan besar dalam vaksin, sebagian besar tidak terpengaruh oleh mutasi yang ditemukan dalam tiga varian ini, dan harus menawarkan perlindungan terhadap varian yang muncul, "kata NIAID dalam siaran persnya.***

Editor: Hari Santoso

Sumber: Times of India


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah