Hasilnya mengungkapkan bahwa untuk setiap malam kurang tidur yang dilaporkan dalam sebulan terakhir, partisipan merasa rata-rata 0,23 tahun lebih tua.
Sementara pada bagian kedua, para peneliti melakukan studi eksperimental pembatasan tidur untuk memastikan, apakah kekurangan tidur secara langsung menyebabkan peserta merasa lebih tua. Uji coba tersebut melibatkan 186 orang berusia antara 18 hingga 46 tahun.
Selama dua malam, intensitas tidur peserta dibatasi menjadi hanya empat jam setiap malam.
Pada kemudian hari, peserta yang sama diperbolehkan tidur cukup selama dua malam, dengan total sembilan jam tidur setiap malamnya.
Baca Juga: Dampak Ledakan Gudang Peluru Kodam Jaya, Pemkab Bogor Catat Sebanyak 31 Rumah Alami Kerusakan
Hasilnya justru menunjukkan bahwa partisipan merasa rata-rata 4,4 tahun lebih tua setelah kurang tidur dibandingkan saat mereka tidur cukup.
Para peneliti mengatakan efek tidur terhadap usia subjektif berhubungan dengan seberapa mengantuk mereka.
Perasaan sangat waspada berhubungan dengan perasaan empat tahun lebih muda dari usia sebenarnya.
Sedangkan, rasa kantuk ekstrem berhubungan dengan perasaan enam tahun lebih tua dari usia mereka yang sesungguhnya.
“Artinya, perubahan dari perasaan waspada menjadi mengantuk menambah 10 tahun usia seseorang. Menjaga tidur kita sangat penting untuk menjaga perasaan awet muda," kata Balter.