“Setelah itu ditunaikan dengan baik, maka berikan apresiasi, penghargaan atau perhatian, karena hal ini akan mengundang ketersinggungan untuk saling bersaing,” kata ustadz Adi Hidayat lagi.
“Apresiasi ini dimaksudkan, agar mereka, dapat meningkatkan kinerja dari amanah yang ditugaskan,” tambahnya.
Setelah Raja menunjuknya, Amanah besar ini dijawab nabi Yusuf dengan kalimat hafiidzun aliim (حَفِيْظٌ عَلِيْمٌ), atau orang yang pandai menjaga (amanah), lagi memiliki pengetahuan.
قَالَ اجْعَلْنِيْ عَلٰى خَزَاۤىِٕنِ الْاَرْضِۚ اِنِّيْ حَفِيْظٌ عَلِيْمٌ
Dia (Yusuf) berkata, “Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir); karena sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, dan berpengetahuan.” (QS. Yusuf:55).
Kata Hafiidzun (حَفِيْظٌ) adalah bentuk superlatif dari kata Haafidzun, yang maknanya siap melaksanakan tugas yang diamanahkan dengan komitmen kuat.
Baca Juga: Bolehkah Saat Ucapakan Salam Disingkat? Berikut Penjelasan Ustadz Adi Hidayat
Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Ceritakan Bagaimana Harus Berusaha dari Kisah Hajar Istri Ibrahim
Sedangkan kata Aliimun (عَلِيْمٌ) adalah bentuk superlative dari kata Aalimun, yang artinya mengetahui dengan baik apa yang akan diembannya.
“Artinya, seorang karyawan harus faham tentang tugas-tugas yang akan diembannya, mesti mengetahui dan menguasai apa yang diembankan,” kata ustadz Adi Hidayat.