PotensBadung.com - Pemerintah Provinsi Bali berencana merelakan sistem ganjil genap untuk sejumlah objek wisata di Bali.
Sesuai rencana, sistem tersebut bakal diterapkan Sabtu-Minggu dimulai 25 September 2021 untuk wilayah Sanur - Denpasar dan Kuta - Badung.
Rencana tersebut mengundang reaksi berbagai kalangan pariwisata. Kebijakan tersebut dinilai tidak urgensi di tengah situasi yang serba terbatas.
Baca Juga: PBB Resmi Tunjuk BLACKPINK Sebagai Sustainable Development Goals Ambassador
Baca Juga: CEO Yoyok Sukawi Minta PSIS Semarang Jangan Jemawa Puncaki Klasemen BRI Liga 1
Diakui pengelola Pantai Kuta, Wayan Wasista, kunjungan wisatawan di pantai matahari tenggelam itu masih sangat terbatas.
Pria yang juga Bendesa Adat Kuta itu menilai kebijakan pemerintah provinsi Bali itu perlu dikaji terlebih dahulu.
"Kunjungan masih sangat terbatas, kalau dibatasi bagaimana kami bisa hidup. Tolong bantu kami agar tetap hidup," kata Wasista pada Senin, 20 September 2021.
Baca Juga: Persib Bandung Ingin Lupakan Hasil Imbang, Borneo FC Asah Penyelesaian Akhir
Baca Juga: Irfan Jaya Super Sniper PSS Sleman Ikuti TC Timnas Indonesia Senior, Berikut 5 fakta Menariknya
Selama ini, lanjut dia, kehidupan warga kita bergantung pada kegiatan pariwisata. Kuta selama PPKM ditutup dan membuat sumber pendapatan warga tertutup.
Segala upaya untuk bertahan hidup telah dilakukan oleh warga. Desa adat dalam hal ini juga mengerahkan kemampuan untuk membantu warga yang terdampak.
Selaku pengelola, pihaknya tidak tahu apa tujuan dari sistem ganjil genap itu.
Baca Juga: Jero Nyoman Nuraga, Wanita Hamil Saksi Perang Puputan Badung Tahun 1906
Baca Juga: Konten Live Bugil di Bali, Janda 32 Tahun Terancam 12 Tahun
“Kalau tujuannya untuk mengurangi kemacetan, saat pandemi ini tidak ada kemacetan di Kuta," ujar Wasista.
"Kalau untuk mengurangi penularan Covid-19 karena keramaian di Pantai Kuta juga masih sepi,” tegas selaku pengelola.
Selain bertanya efektivitas, yang juga mempertanyakan kenapa pantai Kuta yang menjadi sasaran sistem ganjil genap itu.
Baca Juga: Arema FC Sempat Unggul dari PSS Sleman, Rizky Dwi Mengaku Kecolongan, Dejan Antonic Berterimakasih
"Kenapa Kuta, bagaimana dengan kawasan lain? Apa dasar kajiannya," kata pria yang hobi bersepeda itu. ***