PotensiBadung.com- Tentu ada alasan mendasar kenapa sejumlah pejabat negara memuji setinggi langit keberadaan SMAN dan SMKN Bali Mandara.
Di antaranya Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, Nadiem Anwar Makarim, dan lain-lain.
Salah satu pemicu apresiasi tersebut adalah prestasi yang diukir siswa-siswi dari kaum miskin yang bersekolah di sekolah tersebut di tingkat nasional dan internasional.
Kondisi inilah yang membuat mantan hakim Mahkamah Konstitusi RI, I Dewa Gede Palguna bertanya-tanya tentang kebijakan penghapusan keistimewaan SMA dan SMK Negeri Bali Mandara dan menjadikannya sekolah biasa-biasa saja alias reguler di bawah kepemimpinan Gubernur Bali Wayan Koster.
Padahal dari bibir sang gubernur sendiri pernah terucap bahwa SMA dan SMK Negeri Bali Mandara adalah sekolah kaum marhaen yang begitu dicita-citakan oleh pendiri negeri ini, Ir. Soekarno sehingga program tersebut harus dilanjutkan.
Dewa Palguna menilai roh sistem SMAN dan SMKN Bali Mandara memiliki sistem pendidikan berasrama yang mampu menghasilkan siswa berprestasi dan keluar dari jerat kemiskinan. Kemiskinan sendiri tegasnya menjadi persoalan pelik yang dihadapi Indonesia sejak berpuluh-puluh tahun lamanya dan hingga kini masih nyata terjadi di tanah air.