Network
Potensibadung.com – Ungahan warganet yang meminta objek wisata dibuka viral di akun facebook.
Unggahan tersebut berisi permintaan oleh warganet Ida Bagus Saskara agar Objek Wisata Sangeh dibuka.
Pembukaan objek wisata bukan untuk masyarakat luas, akan tetapi terbatas hanya untuk spot foto prewedding.
Baca Juga: Tambah Berat Badan 8 Kilogram Selama di Lapas, Jerinx Jalani Program Diet Ketat?
Baca Juga: Ombudsman Bali Komentari Kasus Pemukulan TNI-Warga di Buleleng, Minta Warga Kooperatif
Karena kegiatan masyarakat dibatasi, Objek Wisata Sangeh tidak memiliki pemasukan.
Pakan kera yang menjadi daya tarik wisata itu pun didapat dari donasi para warga yang peduli.
Terkait permintaan agar objek dibuka, Juru Bicara Satgas Covid-19 Badung I Gusti Ngurah Gede Jaya Saputra pun angkat bicara.
Baca Juga: Versi Warga Soal Pemukulan TNI di Buleleng Bali: Saya Dipukul, Diseret, dan Ditendang
Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Bocorkan Cara untuk Mendapatkan Rizki Tanpa Henti, dari Al-Quran Surat Ibrahim
Permintaan warget itu tidak dapat dipenuhi dengan alasan, Bali masuk dalam PPKM Level 4.
Sehingga obyek wisata masih tutup dan belum dapat dibuka.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Badung itu mengatakan objek wisata bisa buka manakala PPKM Bali turun level. Level 3 dan level 2.
Baca Juga: Kolam Pura Taman Ayun Sumber Air Subak di Badung
Baca Juga: Objek Taman Ayun Nol Pemasukan, Mantan Bupati Badung Bayar Penuh Hak Karyawan
“Mudah-mudahan minggu depan statusnya sudah turun,” kata Jaya Saputra.
“Kami juga masih menunggu kebijakan dari pusat dan dari provinsi,” ujarnya.
Berikut adalah kalimat lengkap yang ditulis Warganet Ida Bagus Saskara.
Baca Juga: 5 Zodiak yang Paling Tidak Cocok Jadi Pasangan Gemini, Picu Pertengkaran dan Hubungan Mudah Kandas
Baca Juga: Pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda Rampung, Presiden Jokowi Bertolak ke Kalimantan Timur
“Kepada yth :
“Pihak pihak yang mempunyai otoritas ijinkan kami di obyek wisata sangeh dibuka sebatas prawedding saja.”
“Kalau pengunjung silahkan dikasi sebatas memberi donasi untuk kera agar ada pemasukan buat pakan kera ataupun biaya operasional.”
“Obyek kami luas ± 12 hektar, jadi 2-5 pasangan prawedding tidaklah berkerumun.”
“Begitu juga di tempat pengelukatan Tirta taman mumbul ada 11 pancoran.”
“Kira kira butuh waktu 5-10 menit melewati semua proses pengelukatan itu.”
“Jadi kami ada petugas yang tidak menerima gaji, operasional pun tidak mencukupi.”
“Silahkan berikan kami aturan tapi kami bisa tetap makan dan merawat aset wisata.”
“Kami malu minta donasi terus,” tulisnya dengan huruf kapital.
Tulisan itu kemudian diakhiri dengan tagar sampaikapan?***
